Tradisi Sadranan Sebuah Upaya Melestarikan Budaya Jawa

IMG 20250215 WA0000

MERCUSUAR.CO, Klaten – Tradisi Sadranan merupakan tradisi yang masih melekat di kehidupan masyarakat Jawa. Tradisi Nyadran biasanya dilakukan menjelang datangnya bulan Puasa/Ramadhan.

Seperti masyarakat Jawa pada umumnya, warga desa Pereng Prambanan Klaten juga menggelar tradisi ini. Tradisi Sadranan digelar pada hari Jumat (14/2/2025) bertepatam dengan tanggal 15 bulan Sya’ban atau Ruwah dalam penanggalan Jawa.

Seperti tahun-tahun sebelumnya warga desa Pereng membuat gunungan dan diarak keliling desa. Pada tahun ini terdapat 6 gunungan dari masing-masing RW dan akan diperebutkan oleh warga yang hadir.

Menurut Kepala Desa Pereng, Purwanto Hadi tradisi ini merupakan wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki yang diberikan selama 1 tahun.

“ Pelaksanaan sadranan disetiap desa berbeda-beda, ada yang tanggal 20 atau 25 dan kebetulan di Pereng selalu diadakan setiap tanggal 15 pada bulan Ruwah/Sya’ban,” kata Purwanto Hadi yang biasa disapa Pak Pur, Jumat (14/2/2025).

Pak Pur menambahkan dalam tradisi nyadran juga dilakukan tradisi “Besik” atau bersih-bersih makam. Selain membersihkan makam biasanya juga dilakukan pembacaan doa untuk arwah leluhur dan mereka yang sudah meninggal dunia.

“ Ada juga tradisi Besik atau Reresik biasanya membersihkan makam leluhur dan mendoakannya,” tambah Pak Pur.

Lebih lanjut Pak Pur berharap dengan tradisi ini bisa menambah kerukunan antar warga dan menambah semangat gotong royong serta menambah semangat bertoleransi antar umat beragam.

“ Semoga tahun depan lebih semarak dan tambah guyup rukun,” pungkas Pak Pur. (fen)

Pos terkait