MERCUSUAR.CO, Bandung – Petugas PVMBG menyatakan bahwa tak ada dinamika yang mengkhawatirkan pasca letusan Kawah Sileri. Hanya saja aktivitas kegiatan yang tiba-tiba dari kawah di kompleks Gunung Api Dieng perlu diwaspadai.
“Hingga saat ini tdk terdeteksi adanya peningkatan konsentrasi gas dan suhu. Nilai konsentrasi gas dan suhu masih pada nilai rata-rata kondisi normal sebelum erupsi,” tandas Kepala PVMBG, Andiani dalam keterangannya.
Hasil pemantauan visual dan instrumental pun, katanya, tidak mendeteksi adanya gejala peningkatan aktivitas yang menuju erupsi susulan.
Berdasarkan laporan pemeriksaan petugas pada Jumat (30/4), hasil pengukuran konsentrasi gas menunjukkan nilai gas SO2 (sulfur dioksida) 2,8 ppm, H2S (hidrogen sulfida) 1,8 ppm, dan CO2 (karbon dioksida) 0 persen vol.
Pengukuran suhu pada titik erupsi menunjukkan nilai 65-89 derajat Celcius, sedangkan pada titik acuan pemantauan harian menunjukkan 51,2 °C. Dari pusat aktivitas Sileri, teramati hembusan gas berwarna putih tipis dengan tinggi sekitar 50 m dari permukaan kawah
Untuk sisa letusan, petugas yang melakukan pengamatan menunjukkan jejak sebaran material lumpur ke arah selatan dan timur, dengan jarak 200-400 m dari tepi kawah.
Kendati terjadi letusan freatik, PVMBG sendiri tetap mempertahankan tingkat aktivitas Gunung Api Dieng di tingkat terendah yakni Level I, aktif normal.
PVMBG merekomendasikan supaya masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 500 m dari Kawah Sileri, dan juga tidak beraktivitas di sekitar subjek lainnya yakni Kawah Timbang untuk menghindari ancaman gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi yg membahayakan jiwa.
Tak hanya itu, mereka melakukan pula koordinasi dengan Pemda dan BPBD dalam penanganan di lapangan. Pemantauan intensif tetap dilakukan oleh PVMBG dan Pos PGA Dieng, untuk diseminasi informasi serta antisipasi peningkatan aktivitas vulkanik.