Tenaga Fasilitator Lapangan Jadi Ujung Tombak Kegiatan DAK Sanitasi dan HALS

IMG 20230126 WA0009

Mercusuar.co,Wonosobo- Sebanyak 40 Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) mengikuti fasilitasi peningkatan kapasitas. TFL menjadi ujung tombak untuk menjangkau ke banyak daerah terkait kegiatan DAK Air Minum, DAK Sanitasi dan Hibah Air Limbah Setempat (HALS). Tahun ini terdapat 91 paket tiga program tersebut yang akan dilaksanakan di 83 desa.

Dinas PUPR Wonosobo menggelar fasilitasi peningkatan kapasitas TFL DAK Air Minum, DAK Sanitasi dan Hibah Air Limbah Setempat (HASL) di Hotel Kresna, Kamis (26/1). Acara berlangsung selama tiga hari hingga Sabtu mendatang.

Kabid Cipta Karya DPUPR Wiryawan Widianto menjelaskan, acara tersrbut diikuti sejumlah 40 orang yang terdiri dari 20 TFL teknik dan 20 TFL pemberdayaan. Sebelum terjun ke lapangan, para TFL dibekali dengan banyak materi tentang DAK Air Minum, DAK Sanitasi dan HALS.

“Pembekalan terkait dengan teknis dan proses pembangunan dari awal perencanaan sampai pembangunan, dan sisu pemberdayaan masyarakat. Peran TFL nanti lebih banyak ke masyarakat, mulai awalnya nanti akan menyiapkan perangkat di masyarakat. Karena ini nantinya akan menjadi program swa kelola,” papar Wiryawan yang ditemui di sela-sela kegiatan.

Dikatakan Wiryawan, TFL menjadi ujung tombak untuk menjangkau ke banyak daerah terkait kegiatan DAK Air Minum, DAK Sanitasi dan HALS. Tahun ini, para TFL akan dikontrak selama 12 bulan, berbeda dengan sebelumnya yang hanya 7 bulan.

“Tanpa mereka kami tidak bisa menjangkau ke banyak daerah dan diharapkan tentu teman-teman akan lebih fokus. Tahun ini karena menangani dua kegiatan ya baik DAK Sanitasi dan Air Minum, juga HALS. Harapannya dengan pembekalan ini mereka punya bekal yang cukup setelah diterjunkan di lapangan,” imbuh Wiryawan.

Wiryawan menambahkan, tahun ini terdapat 91 paket tiga program tersebut yang akan dilaksanakan di 83 desa kelurahan. Menurut Wiryawan, terdapat delapan desa yang mendapatkan dua kegiatan sekaligus, antara lain Desa Gemblengan dan Kayu Giyang Kecamatan Garung, Ropoh dan Tanjunganom Kecamatan Kepil dan masih banyak lagi.

“Kami fokus di desa miskin ekstrim serta prevalensi stuntingnya tinggi. Masalah utama Wonosobo itu kan kemiskinan dan salah satu indikatornya terkait sarpras sanitasi dan air minum, yang belum bagus. Kami harap juga program ini bisa turut mengentaskan stunting dan kemiskinan,” ucap dia.

Pada tahun ini, lanjut Wiryawan, DAK Air minum terdapat menu perluasan SPAM jaringan pedesaan, dengan sebaran lokasi di 24 desa kelurahan, 11 kecamatan. Targetnya bisa membangun 3.525 SR air minum dengan nilai Rp10.575.000.000

Sementara itu untuk DAK Sanitasi tedapat program pembangunan tangki septik individu, tangki septik komunal dan IPAL pada 37 di desa kelurahan di 8 kecamatan. Target pembangunan 1.573 SR dengan nilai sebesar Rp12.901.000.000.

“Kalau untuk HALS sendiri dengan menu pembangunan SPLAD-S dengan lokasi di 30 desa kelurahan, 8 kecamatan. Dengan target membangun 1.115 SR Sanitasi dengan nilai sebesar Rp. 6.930.000.000,” tutup Wiryawan. (*)

Pos terkait