Mercusuar.co, Solo – Tinggalan Dalem, Jumenengan Pakubuwono (PB) XIII ke-18 atau, kenaikan tahta karaton solo berlangsung sakral, yang di tandai tarian bedaya ketawang, yang menandai kenaikan pangkat putra mahkota dan menjadi penerus PB XIV.
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar upacara peringatan kenaikan tahta raja atau Tinggalan Dalem Jumenengan Pakubuwono (PB) XIII KE-18, acara sakral yang bertempat di Pendopo Sasana Sewaka Komplek Keraton Solo.
Nampak hadir beberapa pejabat negara dan tamu undangan Radja Nusantara serta abdi ndalem, ratusan badi dalem nampak mematuhi aturan adat karaton solo dengan laku dodok berjalan jongkok saat memasuki Sasono Sewaka.
Sementara Itu, Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta KGPH Dipokusumo menjelaskan untuk pengangkatan Putra Mahkota yang menjadi penerus radja menjadi moment penting, dalam jumenengan tersebut, gelar yang di berikan Putra Mahkota berupa Narendra Ing Mataram yang di sematkan dalam pin logo Mataram, KGPAA Suryo Aryo Mustiko atau KGPAA Purbaya yang di gadang bakal menjadi penerus Pakubuwono Ke XIV.
“Putra Dalem (raja) yang lahir dari prameswari (permaisuri) Dalem yaitu KGPH Purbaya, dilantik menjadi Kanjeng Gusti Adipati Anom Sudibyo Rajaputra Narendra ing Mataram. Atau sebagai putra mahkota,” ungkapnya.
Dalam pengangkatan tersebut di suguhkan tarian bedaya ketawang yang di ciptakan sultan agung saat memerintah mataram 1613-1645 yang saat melakukan ritual semedi dan mendengar senandung dari langit sehingga di ciptakan tarian sakral bedhaya ketawang.(dn)
Tarian Sakral Bedaya Ketawang Di Jumenengan Karaton Solo
