Tari Bithing, Pentas Evaluasi Karya Mahasiswa KKN ISI Surakata di Purbalingga

WhatsApp Image 2021 08 24 at 04.19.01 1

ASPIRASI. Purbalingga – Sebanya 28 anak Dukuh Beji, Desa Selakambang, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga didaulat melakukan pementasan tari Bithing di atas panggung pertunjukan Umah Wayang, Senin (23/8/2021).

Tarian berdurasi 15 menit yang digelar secara tunggal ini sebagai evaluasi ahir hasil karya bersama mahasiwa Kuliah Kerja Nyata (KKN) ISI Surakarta di Kabupaten Purbalingga.

Bacaan Lainnya

Lintang Kencana, salah satu pesrta KKN mengatakan, jumlah mahasiwa KKN ISI Surakatrta yang berada di Uamah Wayang 9 orang, 4 diataranya mahasiswa jurusan tari dan 5 orang mahasiswa jurusan karawitan.

Kesembilan mahasiwa tersebut ialah, Lintang Kencana, Galang Pamgestu, Nofi Nuryanto, Oktavia Minasih, dan Desi Inda Fitriani berasal dari Purbalingga. Sedang Riski Aji Prasetio (Kebumen), Vera Kristiani dan Dwi Purbaningsih (Banyumas), Shela Nur Fatimah (Cilcap).

“Kebetulan dari kami sebagain dari jurusan tari dan sebagian lagi dari jurusan karawitan. Jadi kami mudah untuk berkolaborasi menggarap sebuah karya pementasan,” katanya.

Bersyukur, karena di Umah Wayang tersedia fasilitas kesenian, “Di Umah Wayang, semua yang dibutuhkan sudah tersedia. Alat musik karawitan, pendopo buat latian tari, dan panggung pementasannya juga sudah tersedia. Sehingga kami cukup mencari pemain, yang ternyata di lingkungan Umah Wayang banyak anak dan warga yang bersedia latian sekaligus pementasan,” ujarnya.

Lintang mengungkapkan, memang secara kebetulan tugas KKN di masa pandemi hanya boleh dilakukan di desa atau tempat yangt berdekatan dengan tempat tinggal mahasiwa itu sendiri. Dari 9 mahasiswa KKN ISI Surakarta yang terdiri dari
“Kebetulan kami berlima dari Purbalingga. Bahkan Umah Wayang ini rumah orang tua saya. Kemudian yang satu dari Kebumen, satunya lagi dari Cilacap, dan yang dua dari Banyumas,” ungkapnya.

Sementara itu, Kusno, pemilik Umah Wayang yang notabene paham dengan sejarah dan kebudayaan berkenan menyumbang ide dalam penggarapan tersebut. Kusno menyodorkan ide kepada mahasiswa KKN tersebut untuk menggarap tari Bithing.

Tari Bithing, menurut Kusno adalah tari yang menggambarkan adanya Perang Bithing yang pernah terjadi di desa Selakambang, tepatnya di dukuh Gembrungan pada tahun 1830. Di mana perang Bithing adalah metode perang prajurit Pangeran Diponegoro saat menggempur pasukan Belanda yang bercokol di Kabupaten Purbalingga.

Namun karena adanya hasutan Belanda kepada Adipati Probosudiro, Penguasa Kadipaten Purbalingga saat itu, maka yang menghadapi prajurit Pangeran Diponegoro adalah parjurit Kadipaten, bukan tentara Belanda.

“Di situlah terjadi ‘gembrung’, pertempuran yang baik lawan maupun kawan sulit diketahui. Karena semua yang bertarung adalah warga pribumi, bukan Pasukan Pangeran Diponegoro berhadapan dengan tentara Belanda. Itu yang kemudian, di tempat terjadinya ‘gembrung’ hingga saat ini disebut dukuh Gembrungan,” jelasnya.

Dalam kaitanya dengan pentas tari Bithing di Umah Wayang, Kabid Seni Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, Rien Anggraeni sangat mengapresiasi pementasan tersebut.

Menurutnya, pementasan ini membuktikan adanya keberhasilan kerjasama mahasiswa KKN ISI Surakarta dengan masyarakat setempat.

“Saya kira ini kerja kerasa yang luar biasa, hasilnya sangat bagus. Ini membuktikan mahasiswa KKN berhasil melakukan interkasi sosial dengan lingkungan,” ujarnya.

Rien juga mengaku kagum dengan pementasan tersebut, karena hasil garapan mahasiswa ISI Surakarta ini bisa menambah kekayaan khasanah seni tari dan karawitan pada masyarakat setempat, terlebih bagi Umah Wayang sendiri yang memang selama ini konsen terhadap keberlangsungan seni dan budaya.

“Saya ucapkan terimaksih. Setidaknya kehadiran mahasiswa ISI ini bisa menyumbang ilmu akademiknya, yang sesungguhnya di masyarakat tidak pernah dijumpai,” pungkasnya.

Pos terkait