Mercusuar.co, Semarang – Pemerintah kota (pemkot) Semarang melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang Iswar Aminuddin didampingi Kepala Dinas Pemuda dan Olah raga (Dispora) Kota Semarang, Fravarta Sadman menanggapi isu yang beredar di media sosial, mengenai PSIS Semarang diusir dari stadion Citarum kota Semarang.
Berkaitan dengan berita yang beredar itu, Sekda kota Semarang Iswar Aminuddin menyampaikan, bahwa keributan ini tidak perlu terjadi.
“Pemkot Semarang berjalan dengan peraturan perundang-undangan, dimana untuk otonomi daerah sudah diatur dalam UU, Permendagri no 16 Tahun 2016 dan Peraturan Kemendagri no 41 tahun 2021 tentang penata usahaan barang milik daerah,” terang Iswar Aminuddin, saat konferensi pers di Balaikota Semarang, Sabtu siang (3/6/2023).
Iswar pun meminta agar permasalahan ini bisa diselesaikan dengan baik-baik. Sehingga masyarakat tidak beropini bahwa pemkot Semarang berlaku tidak mendukung PSIS.
“Sebaiknya ketemu, tidak usah ramai-ramai. Semuanya bareng untuk membangun Kota Semarang. Kita support PSIS. Dan jelas suatu barang yang masuk di dalam aset terus diaudit hilang, itu tidak ingin terjadi. Kita tidak ingin klub kesayangan nanti jadi seperti itu,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dispora kota Semarang Fravarta Sadman mengatakan, jika PSIS bisa tetap berlatih di Stadion Citarum.
“Pada prinsipnya, Kami Pemerintah Kota Semarang mendukung penuh PSIS sebagai tim kebanggaan warga Semarang untuk tetap berlatih di stadion Citarum. Jadi berita yang beredar di media sosial selama ini yang menyebutkan seolah-olah PSIS terusir dari Stadion Citarum tidaklah benar,” tegas Fravarta.
Dirinya kemudian menerangkan, jika pergantian pengelola stadion Citarum yang semula dilakukan oleh manajemen PSIS kini beralih ke pihak lain dikarenakan kontrak manajemen PSIS untuk mengelola stadion Citarum berakhir pada tanggal 22 April 2023.
Pihak manajemen PSIS sendiri tidak memperpanjang kontrak dan saat itu Pemerintah Kota Semarang sudah memberikan toleransi waktu penawaran perpanjangan hingga 1 bulan, setelah itu ada pihak lain yang berminat mengelola maka diberikan kepada pihak pengelola yang baru. Hal ini dikarenakan Pemkot Semarang harus bertindak tegas untuk menyelamatkan aset negara serta masyarakat tetap bisa memanfaatkan stadion Citarum seperti sedia kala.
“Kami, Pemerintah Kota Semarang melalui Dinpora kemudian memberikan tenggang waktu kepada pihak manajemen PSIS untuk menyelesaikan pembayaran perpanjangan masa pengelolaan stadion selama 1 bulan lebih, namun karena sampai batas waktu yang telah dijanjikan, pihak manajemen PSIS tidak melakukan pembayaran perpanjangan pengelolaan, maka sebagai upaya penyelamatan aset negara, Pemkot Semarang menerima penawaran pihak lain yang bersedia mengelola stadion Citarum,” terang Fravarta.
Lebih lanjut, Fravarta menjelaskan dengan pengelolaan stadion Citarum oleh pihak lain diharapkan pengelolaannya akan menjadi lebih profesional dan nantinya Stadion Citarum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Dalam hal ini, manajemen PSIS juga bisa lebih fokus dalam mengelola, mengawal dan membesarkan PSIS.
“Intinya bahwa dengan pengelolaan Stadion Citarum melalui manajemen yang baru tidak kemudian membuat PSIS terusir. PSIS masih bisa tetap berlatih di sana,” pungkas Fravarta.
Pengelola baru, rencananya sudah siap untuk memperbaiki sarana prasarana stadion Citarum yang saat ini kondisinya sudah tidak memadai. Di beberapa sudut stadion bahkan mengalami kebocoran dan kamar mandi atau toilet yang tidak terawat serta melakukan perbaikan sisi tribun dan sisi dalam.
Sebagai informasi PT Mahesa Jenar (manajemen PSIS Semarang) dalam 3 tahun terakhir menjadi pengelola stadion Citarum, dengan nilai kontrak 1 milliar pertahun.(aps)