Mercusuar.co, Wonosobo – Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) menjadi tempat untuk konservasi flora dan fauna, serta menjaga sumber mata air. Uniknya, hutan mini ini terdapat di tengah pabrik air minum kemasan di Wonosobo. Masyarakat juga bisa mengunjungi dan belajar langsung keanekaragaman hayati di dalamnya.
Taman Kehati di PT Tirta Investama AQUA Wonosobo berdiri di atas lahan seluas 4,6 hektar. Hutan mini ini selaras dengan visi perusahaan yakni One Planet One Health, khususnya untuk memelihara lingkungan sekitar pabrik.
Head of Stakeholder Relation PT Tirta Investama AQUA Wonosobo Basuki Rokhmat menjelaskan, Taman Kehati merupakan komitmen perusahaan untuk menyediakan lahan lebih dari setengah luasan pabrik untuk area terbuka hijau. Taman tersebut terbagi menjadi empat blok guna memudahkan identifikasi.
“Untuk blok 1 dan 2 ada di dalam pabrik, kalau blok 4 dan 5 terletak di depan pabrik kami. Taman Kehati juga sudah ditetapkan sebagai ruang terbuka hijau dan semua pabrik AQUA memilikinya, kami juga ikutkan untuk penghargaan Proper dari Kementerian LHK,” kata Basuki kepada Suara Merdeka di kantornya, Rabu (21/12).
Taman Mini Kehati Temapat konservasi Flora dan Fauna
Untuk lebih mengelola dengan baik, lanjut Basuki, pihaknya bekerja sama dengan mitra Javlec. Sehingga diharapkan hutan tersebut bisa memberi manfaat baik bagi konservasi air, secara keanekaragaman hayati dan sustainable.
Dikatakan Basuki, Taman Kehati juga dijadikan sebagai tempat edukasi. Terbukti sudah banyak masyarakat dari berbagai kalangan seperti pelajar TK hingga SMA, bahkan dari universitas dan lainnya yang mengunjunginya.
“Masyarakat boleh belajar dan datang ke sini. Nanti kami juga ajak ke Monumen Bapak Tirto Utomo, kami jelaskan sejarahnya dan siapa beliau. Lalu di blok satu Taman Kehati dijelaskan soal konservasi dan dijelaskan sumber mata air AQUA dari tanah dalam, di mana sudah terlapisi lapisan kedap air dan tak ada hubungannya dengan air permukaan. Selain itu kami ajak untuk melihat langsung proses produksi dan blok Taman Kehati yang lain,” papar Basuki.
Pada saat yang sama, Manager CSR dan Lingkungan Javlec Apriliyanti Dwi menilai keanekaragaman hayati di Taman Kehati AQUA Wonosobo sudah cukup baik. Terbukti dari monitoring dan evaluasi flora fauna tahun 2022.
“Tanaman berkayu di Taman Kehati ada 68 spesies dengan jumlah total individu 1.240 pohon, indeks diversitasnya 3,197 dan tergolong tinggi. Contohnya saja akasia, beringin, alpukat, bambu Cina, cemara, cempaka, kelor. Sedangkan tumbuhan bawah ada 44 jenis dari 27 famili,” jelas April pada saat Diskusi Multipihak Taman Kehati AQUA.
Tak hanya itu saja, Taman Kehati juga menyimpan aneka fauna. Mulai dari spesies burung yang berjumlah 21 jenis, seperti bondol jawa, kutilang, cekakak jawa, jalak kebo, walet dan masih banyak lagi.
“Ada juga herpetofauna itu sejumlah 12 jenis contohnya bunglon, cicak kayu, kadal kebun, ular tanah. Kami juga menemukan 5 spesies capung dan 7 spesies kupu-kupu, serta 4 jenis mamalia yakni tupai, bajing, kelelawar dan garangan,” imbuh dia.
Ditambahkan April, ke depan pihaknya akan lebih optimal lagi dalam menghidupkan Taman Kehati. Terdapat beberapa hal yang akan ditekankan, yakni konservasi, edukasi dan pemberdayaan.
“Ketiganya harus berjalan beriringan supaya manfaatnya bisa berkelanjutan. Apa yang bisa diambil dari sini dari keanekaragaman hayatinya bisa dijadikan edukasi. Dari situ akan lahir inovasi yang akan didukung dengan aktivitas pemberdayaan masyarakat. Kemarin kami membuat mie daun kelor, daunnya dari sini lalu kami beri edukasi pada masyarakat. Dan nanti juga bisa dijual,” ucap April.