Sarasehan dan Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional untuk Hamengkubuwono II

Sarasehan Nasional bertajuk “The Soul Of Java” dan Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional untuk Hamengkubuwana II, Selasa (3012024) di Balai Desa Pagerejo, Kertek, Wonosobo.
Sarasehan Nasional bertajuk “The Soul Of Java” dan Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional untuk Hamengkubuwana II, Selasa (3012024) di Balai Desa Pagerejo, Kertek, Wonosobo.

MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Desa Pagerejo telah menjadi destinasi bersejarah bagi perjalanan spiritual tokoh dan pemimpin Kabupaten Wonosobo. Lebih dari itu, kawasan ini juga memiliki nilai sejarah yang signifikan sebagai tempat kelahiran dan tumbuh dewasa Hamengkubuwono II, yang dikenal sebagai Raden Mas Sundoro.

Sebelumnya, ia menggantikan Hamengkubuwono I sebagai Sri Sultan Hamengkubuwono II dan menjadi Raja Kasultanan Yogyakarta.

Bacaan Lainnya

Demikian disampaikan Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar saat Sarasehan Nasional bertajuk “The Soul Of Java” dan Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional untuk Hamengkubuwana II, Selasa (30/1/2024) di Balai Desa Pagerejo, Kertek, Wonosobo.

Albar menjelaskan bahwa sejak tahun 2021, Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Tim Ahli Cagar Budaya Wonosobo secara aktif merespons pengusulan pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Hamengkubuwana II. Mereka melakukan pendataan dan identifikasi sumber-sumber sebagai bukti dukungan yang dapat memperkuat usulan tersebut.

Sarasehan ini dianggap sebagai langkah awal untuk memperkuat apresiasi terhadap nilai-nilai budaya dan sejarah Jawa. Albar menekankan pentingnya memperjuangkan pengakuan bagi tokoh-tokoh yang berjasa dalam membangun bangsa.

“Saya berpesan, agar senantiasa mendukung serta terus menguri-uri seni dan budaya yang ada bukan semata karena bisnisnya. Jika nantinya potensi ini semakin dikenal baik oleh wisatawan barulah kemudian kembangkan amenitas serta atraksi dengan memikirkan sisi bisnisnya,” pinta Albar.

Sahono Purwanto, seorang Penggiat Budaya dan Penulis, yang juga merupakan anggota tim riset, menjelaskan bahwa Sarasehan ini bertujuan untuk menggali kisah Hamengkubuwana II, dengan output yang diharapkan berupa buku, dokumenter, dan film layar lebar.

“Pengusulan gelar Pahlawan Nasional bagi Hamengkubuwana II didasarkan pada pengakuan akan jasanya yang luar biasa dalam menjaga integritas dan keutuhan wilayah Jawa pada masa itu. Langkah ini juga dianggap sebagai penghargaan yang pantas untuk mengabadikan kontribusi beliau dalam sejarah nasional Indonesia,” pungkasnya.

Sejumlah pembicara, antara lain KRT. Manu J. W, seorang ahli filologi, Prof. Dr. M. I. Djoko Marihandono Guru Besar FIB UI, RM. Kukuh Hertriasning seorang Budayawan Yogyakarta, dan Agus Wuryanto budayawan Wonosobo, memberikan paparan tentang kehidupan, karya, dan peran penting Hamengkubuwana II dalam membangun fondasi politik, budaya, dan sosial Jawa pada masanya.

Mereka menyoroti kepemimpinan bijaksana, keberanian dalam menghadapi tantangan, serta komitmen untuk melindungi kepentingan rakyatnya. Salah satu poin utama yang dibahas dalam acara tersebut adalah pengusulan gelar Pahlawan Nasional bagi Hamengkubuwana II, sebagai penghargaan untuk kontribusinya dalam sejarah Jawa yang sangat berarti.

Pos terkait