MERCUSUAR.CO, Yogyakarta – Kampus kebangsaan, UGM, terus bergerak membantu penanganan Covid-19.
Setelah menyiapkan beberapa selter bagi pasien, kini kampus menggandeng alumni dan mitra, yakni PT Kaltim Methanol Industri dan PT PLN (Persero).
Mereka mengirim pasokan oksigen untuk RS Sardjito.
Selain itu, PT KMI Cilegon juga dalam perjalanan membawa 12 ton oksigen untuk RSA UGM.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, Prof Paripurna mengungkapkan sebanyak 15 ton dari PT KMI dan empat ton dari PT PLN sudah tiba.
Kedatangan pasokan oksigen tidak lepas dari peran alumni yaitu Direktur Umum PT KMI sekaligus Ketua Katgama, Ir Agus Priyatno, para mitra maupun Ketua Majelis Wali Amanat, Prof Pratikno, yang turut membantu mengoordinasi datangnya bantuan.
Pendistribusian oksigen yang sudah datang ini nantinya akan dikoordinir RS Sardjito.
Tidak hanya saat ini, PT KMI dan PT PLN (Persero) juga berkomitmen menjaga kontinuitas ketersediaan oksigen di RS Sardjito.
Sebelum itu, PLN juga telah berkoordinasi dengan Kemenkes untuk turut memantau berbagai rumah sakit yang mendesak mendapatkan bantuan pasokan oksigen.
Tambah Shelter
Kampus juga menambah tempat isolasi yakni Hotel University Club UGM dan Wisma Kagama sebagai shelter bagi pasien Covid-19.
Shelter dikelola UGM berkoordinasi dengan Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM dan mampu menampung hingga 202 pasien.
”Melihat kondisi rumah sakit yang sudah penuh dan banyak orang tidak mendapat layanan medis yang diperlukan, kami terpanggil memikirkan ‘agar hal seperti itu tidak terjadi. Salah satu yang paling mungkin ‘mengurangi beban rumah sakit dalam menampung pasien,” papar Rektor UGM, Prof Panut Mulyono.
Hotel University Club menyediakan 71 kamar yang masing-masing berisi dua tempat tidur, sementara Wisma Kagama menyediakan 30 kamar dengan dua tempat tidur di setiap kamar.
Di samping itu, terdapat sejumlah fasilitas lainnya seperti ruang observasi dan ruang ganti alat pelindung diri bagi tenaga medis.
Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSA UGM, dokter Ade Febrina L MSc SpA(K) memaparkan pasien yang akan dirawat di situ terlebih dahulu menerima pemeriksaan medis di rumah sakit ataupun melakukan konsultasi melalui telemedicine.
”Keberadaan shelter membantu rumah sakit yang saat ini memiliki keterbatasan menyediakan fasilitas untuk merawat pasien. Ini dapat mengurangi kasus pasien yang meninggal dunia karena tidak sempat mendapat pertolongan di fasilitas kesehatan,” tandasnya.