Ribuan Jemaah Haji Indonesia Keluhkan Kondisi yang Tidak Nyaman Tenda Sempit Sampai Makanan Basi

Ilustrasi gambar jama'ah haji di Mekkah (Dok.Google)
Ilustrasi gambar jama'ah haji di Mekkah (Dok.Google)

MERCUSUAR.CO, Jakarta – Pelaksanaan ibadah haji tahun 1445 Hijriah kali ini diwarnai dengan berbagai permasalahan yang menghambat kenyamanan ribuan jemaah haji Indonesia. Jemaah yang mengikuti nafar awal, yaitu keluar dari Mina pada 12 Zulhijah, mulai kembali ke penginapan mereka pada Selasa, 18 Juni 2024, setelah tiga hari bermalam (mabit) dan menyelesaikan tahapan lontar jamrah.

Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI, Syarief Abdullah Alkadrie, menerima keluhan dari jemaah asal Kalimantan Barat mengenai kondisi tenda di Arafah. Tenda yang disediakan memiliki ukuran sekitar 18×24 meter dan harus menampung 225 orang. Kondisi ini membuat jemaah, terutama yang lanjut usia (lansia), merasa kurang nyaman. “Kondisi ini sangat memprihatinkan, mengingat banyaknya jumlah lansia di antara jemaah Indonesia. Mereka memerlukan ruang yang lebih luas agar bisa beristirahat dengan layak,” kata Syarief, Minggu, 16 Juni 2024, seperti dikutip dari laman resmi DPR.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan sumber dari Tempo.co. Ketua Timwas Haji DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menemukan masalah keterlambatan bus yang akan mengantar jemaah menuju Arafah. Pemberangkatan armada transportasi jemaah asal Indonesia ke Arafah yang dijadwalkan pada Jumat, 14 Juni 2024, mengalami penundaan. “Saya menemukan fakta, janjinya mobil datang jam tujuh, ada yang jam enam. Tapi sampai pagi ini belum datang,” ucap Cak Imin setelah melepas jemaah haji Indonesia ke Arafah di Makkah, Arab Saudi, Jumat, 14 Juni 2024.

Tidak hanya bus, masalah juga muncul pada keberangkatan pesawat yang mengangkut jemaah haji asal Indonesia menuju Tanah Suci. Pada Kamis, 23 Mei 2024, keberangkatan jemaah haji kloter 43 Embarkasi Solo (SOC-43) mengalami penundaan hingga empat jam akibat kerusakan mesin pesawat. Jemaah yang sudah berada di lokasi fastrack Bandara Solo harus dikembalikan ke asrama haji karena perbaikan yang diperkirakan membutuhkan waktu lama. “Kami tegur keras ke Garuda. Saya memperoleh laporan bahwa jemaah haji SOC-41 marah besar dan kecewa dengan pelayanan Garuda Indonesia, tertunda sampai empat jam,” ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama (Kemenag) Muhammad Ali Ramdhani di Jakarta, 23 Mei 2024.

Permasalahan lain yang mencuat adalah mengenai kualitas makanan yang disajikan untuk jemaah haji. Anggota Timwas Haji DPR RI, Endang Maria Astuti, menyoroti perlu adanya evaluasi terhadap kontrak katering jemaah haji menyusul temuan makanan basi. “Ini perlu dievaluasi kembali ke depannya supaya jemaah dimuliakan dari sisi konsumsi. Komisi VIII DPR sudah mendorong supaya perbaikan ini betul-betul dilaksanakan di tahun ini,” kata Endang dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Kamis, 13 Juni 2024.

Endang juga menyoroti menu makanan yang didominasi karbohidrat dengan sajian sekitar 85 persen tanpa sayuran dan hanya ditambah lauk ikan. Komposisi makanan seperti ini, menurutnya, sangat berbahaya bagi kesehatan jemaah. “Kita ingin memanusiakan, memuliakan, dan menghormati jemaah haji kita, sehingga konsumsi seperti itu sangat berbahaya,” ucapnya.

Berbagai permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan haji tahun ini menunjukkan perlunya perbaikan dalam berbagai aspek, mulai dari fasilitas tenda, transportasi, hingga penyediaan makanan. Pemerintah dan penyelenggara haji diharapkan dapat mengambil langkah-langkah yang lebih efektif untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan jemaah haji di masa mendatang.

Pos terkait