Relawan Puan Maharani Dirikan RAP, Banteng Vs Celeng Makin Panas

25j puan
Mercusuar/Dok - Pemasangan pin sebagai tanda berdirinya relawan Puan Maharani di Purworejo.

MERCUSUAR.CO, Purworejo – Perseteruan banteng dan celeng semakin panas. Setelah relawan Ganjar Pranowo membentuk Serikat Ganjar Indonesia (SGI), giliran relawan Puan Maharani mendirikan Rumah Aspirasi Puan (RAP).

RAP dideklarasikan relawan Puan Maharani di Rumah Makan Satu Satu Purworejo, Minggu 24 Oktober 2021, sekaligus pengukuhan pengurus RAP di mana Wahyu Widiarso alias E’ng menjadi ketua.

Ketua RAP Kabupaten Purworejo, Wahyu Widiarso menegaskan bahwa deklarasi yang dilakukan kali ini bukanlah ajang dukungan calon presiden atau wakil presiden yang belakangan ramai digelar dimana-mana.

“Perlu kiranya kami sampaikan permohonan maaf kepada mbak Puan jika kami telah lancang, mengkonsolidasi diri dalam sebuah wadah gerakan ini, yang semata-mata ini karena kecintaan kami kepada mbak Puan, bu Mega serta Soekarno sebagai para guru bangsa kami. Perlu diketahui juga, Rumah Aspirasi Puan tidak hadir sebagai bagian dari suksesi politik 2024,” terangnya saat ditemui usai deklarasi.

Deklarasi ini, kata Widiarso, juga bukan merupakan upaya untuk meningkatkan popularitas atau elektabilitas dari Puan Maharani.

“Terkait meningkatkan popularitas itu bukan ranah kami, tanpa kami begini mbak Puan sudah terkenal, karena beliau sekarang ini menjadi ketua DPR RI, hari ini kami sepakat, karena melihat mbak Puan kami tertarik dengan kepak sayap kebhinekaan, itu istilah yang menurut kami magic word, disaat situasi negara tercerai berai, gontok-gontokan, saling tidak menghargai, kita lupa bahwa kita punya Bhineka Tunggal Ika,” terangnya.

Kepak Sayap Kebhinekaan yang angkat sosok Puan Maharani, lanjutnya, dinilai merupakan suatu pemantik untuk mendirikan gerakan ini dan mengimplementasikan Kebhinekaan dalam kehidupan sehari-hari.

“Kepak Sayap Kebhinekaan yang didengungkan menggugah kesadaran kami, Kepak Sayap Kebhinekaan betul-betul mewujud menjadi satu kesatuan dalam laku kehidupan sehari-hari,” katanya.

Sementara itu, Penasihat RAP Kabupaten Purworejo, Basuki Rahmat mengatakan jika gerakan ini adalah untuk menampung aspirasi dari masyarakat bawah.

“Murni kegiatan sosial kemasyarakatan dan untuk menampung aspirasi masyarakat,” sebutnya.

Gerakan ini, disampaikan Basuki juga tidak ada hubungannya dengan deklarasi Ganjar Pranowo atau fenomena banteng vs celeng yang belakangan ramai di pemberitaan.

“Tidak ada hubungannya, sama sekali kita tidak masuk dalam dikotomi antara banteng dan celeng itu,” ungkapnya.

Najib Ali Syahbal, yang juga merupakan Penasihat RAP Kabupaten Purworejo mengemukakan bahwa dalam wadah RAP tidak ada yang berasal dari partai maupun pengurus partai.

RAP juga tidak akan menerima anggota yang merupakan kader atau pengurus dari partai manapun.

“Jadi kami bersepakat bahwa dalam kepengurusan rumah aspirasi ini kita tidak menerima pengurus partai segala tingkatan dan dari manapun,” jelasnya.

Pihaknya juga menegaskan bahwa RAP tidak menerima kucuran dana dari partai atau anggota legislatif manapun.

“Tidak ada kita bantuan dari PDIP, atau DPR atau partai-partai yang lain kita tidak ada bantuan seperti itu, kami tidak menerima sumbangan dari partai atau anggota legislatif manapun,” ujarnya.

Pos terkait