MERCUSUAR.CO, Karanganyar – Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Tirta Lawu Karanganyar tengah fokus dalam pengelolaan air bersih yang ada di wilayahnya. Termasuk memberikan pelatihan dan pengelolaan air bersih yang berbasis masyarakat maupun yang berasal dari sumber mata air serta sumur dalam.
Seluruh kegiatan pengelolaan air bersih ini disaji dalam Focus Group Discussion (FGD) penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pedesaan yang digelar secara estafet selama tiga hari, mulai 9-11 Januari 2024. Adapun pesertanya adalah seluruh desa dan kelurahan yang tersebar di 17 kecamatan di Bumi Intanpari.
Tak hanya mengundang kepala desa ataupun yang mewakili, PUDAM juga mengundang pengurus Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang menjadi bagian dari sinergisitas dalam pengelolaan SPAM di tingkat desa.
“Pembahasan dalam FGD kali ini adalah seputar SPAM Pedesaan. Utamanya mengenai pengelolaan Pamsimas baik sumur dalam dan perpipaan. Selama ini Karanganyar dikenal sebagai gudangnya air. Tetapi, tidak sedikit pula yang takut kehilangan air. Tata cara kelola inilah yang harus kami edukasikan kepada pengelola Pamsimas, diawali dari perencanaan, legalitas, kesehatan, kualitas air, hingga tata mengelola keuangannya,” ungkap Direktur Utama PUDAM Tirta Lawu Karanganyar, Prihanto kepada awak media, Rabu (10/01/2024).
Lebih lamjut Prihanto menjelaskan, selama ini Pamsimas dikelola oleh DPUPR. Sedangkan PDAM ditunjuk oleh pemerintah dan memiliki tanggung jawab mengembangkan SPAM guna menjamin kualitas air minum yang sehat dan bersih untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari.
“Maka dari itu kami harus seiring sejalan dengan Litbang maupun DPUPR. Karena kami melihat ada hal yang salah dengan tata cara pengelolaan Pamsimas. Misalnya, sumur dalam tiap tiga tahun ada yang rusak. Artinya, ini harus diketahui apakah kedalamannya yang salah atau maintenance-nya yang salah. Ini yang penting untuk kami ulas, agar dapat diketahui indikasi kesalahan, beserta solusinya,” ungkapnya.
Ada beberapa jenis sumur yang perlu dipahami oleh masyarakat. Misalnya sumur permukaan memiliki kedalaman 80 meter. Sedangkan sumur dalam idealnya adalah dibuat dengan kedalaman 160 meter, agar tidak rentan terhadap masuknya resapan air kotor yang dapat mempengaruhi kualitas air.
“Selain standar kedalaman, jarak pembuatan antar sumur Pamsimas juga harus diperhatikan dengan benar. Kualitas air yang bagus akan dapat diperoleh dengan debit yang stabil. Kami harapkan standar pengelolaan Pamsimas sama persis dengan standarisasi yang diterapkan PDAM. Sehingga, keberadaan sumur Pamsimas itu sendiri tidak sampai mengganggu air persawahan,” pungkasnya.