Potensi Rusak Alam, Warga Jenawi Bersikukuh Tolak Keras Proyek Geotermal

285d5a75 7efd 403c 864a 0ce518a87146

MERCUSUAR.CO, Karanganyar – Kegiatan reses Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Asrar S.E., di Desa Sidomukti, Kecamatan Jenawi, Karanganyar, pada bulan Oktober 2025, menjadi forum penolakan tegas masyarakat terhadap rencana proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) atau Geotermal di lereng Gunung Lawu yang telah masuk proses lelang oleh Kementerian ESDM.

Dalam pertemuan yang dihadiri puluhan warga setempat, aspirasi yang mendominasi adalah kekhawatiran mendalam dan penolakan mentah-mentah terhadap proyek tersebut. Warga secara terang-terangan menyampaikan keresahan mereka dan meminta wakil rakyat untuk menghentikan proyek strategis nasional (PSN) yang berlokasi di wilayah Lawu.

Bacaan Lainnya

Masyarakat Jenawi, yang hidupnya sangat bergantung pada kelestarian ekosistem Lawu, mempertanyakan secara serius dampak jangka panjang dari proyek panas bumi ini. Mereka khawatir aktivitas eksplorasi, seperti pengeboran dan teknologi fracking (injeksi air bertekanan tinggi), akan merusak keseimbangan alam dan memicu bencana.

“Warga khawatir penyedotan air tanah secara masif untuk proyek geotermal akan mengancam ketersediaan sumber air vital yang selama ini menghidupi ribuan warga di lereng Lawu, ” kata Suwardi, salah satu warga Sidomukti.

Warga juga menilai adanya aktivitas injeksi air bertekanan tinggi ke dalam bumi dikhawatirkan dapat memicu rekahan di bawah tanah dan berpotensi menimbulkan gempa-gempa minor yang mengancam pemukiman warga.

“Selain isu lingkungan, warga juga menyoroti nilai historis, sosial, budaya, dan spiritual Gunung Lawu. Mereka khawatir pembangunan proyek berskala besar akan merusak situs-situs bersejarah vital seperti Candi Sukuh dan Candi Cetho yang memiliki orientasi spiritual terhadap Gunung Lawu, ” imbuh Mardi warga lain.

Menanggapi berbagai potensi dampak negatif tersebut, warga yang hadir dalam reses menyatakan sikap kolektif. Yakni menolak keras seluruh kegiatan yang berkaitan dengan proyek geotermal di wilayah mereka. Penolakan ini muncul karena masyarakat merasa tidak pernah dilibatkan dalam sosialisasi atau kajian transparan mengenai dampak proyek oleh pemerintah pusat maupun investor.

Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Asrar, S.E menanggapi serius aspirasi ini. Asrar menyatakan diri berada di barisan terdepan bersama masyarakat untuk menolak proyek geotermal di Gunung Lawu, khususnya di Jenawi.

“Gunung Lawu bukan sekadar tumpukan batu atau sumber daya alam. Ia adalah pusat budaya, spiritual, dan warisan leluhur yang harus dilestarikan. Aspek historis, sosial, dan spiritual di Lawu sangat penting. Kami menolak rencana proyek ini, karena ini bukan hanya soal potensi kerusakan alam, tetapi juga menyangkut kelestarian warisan peradaban tanah Jawa,” tegas Asrar, yang berasal dari Dapil Karanganyar, Wonogiri, Sragen.

Asrar berjanji akan membawa suara penolakan masyarakat Jenawi ini ke tingkat Provinsi dan Pusat. Dan mendesak Kementerian ESDM untuk mempertimbangkan kembali rencana lelang dan eksplorasi di kawasan Lawu, demi menjaga kelestarian lingkungan dan warisan budaya yang diyakini sebagai “Mahkota Spiritual Tanah Jawa.(hrs)

Pos terkait