Pernikahan Adipati Wirasaba dengan Putri Adipati Banyumas Dihadang Begal

IMG 20230226 100235

Mercusuar.co, Purbalingga – Adipati Wirasaba yang akan menikah dengan Putri Adipati Banyumas diantar oleh sejumlah prajurit menuju Kadipaten Banyumas. Rombongan prajurit Kadipaten Wirasaba yang membawa barang-barang untuk diserahkan ke pihak pengantin putri  sebagai menyusuri tepian sungai Serayu dan menyeberangi sungai Kelawing di Desa Kedungbenda sudah sampai di hutan Sokawera, hutan yang terkenal “wingid kepati-pati” (ganas-red). Karena di tempat itu terkenal sebagai “Sarang  Penyamun” (tempat para begal).

Benar, sesampainya rombongan Adipati Wirasaba di hutan Sokawera, rombongan dihadang dua orang Begal (perampok – red). Mereka dihentikan dan diminta semua apa yang dibawa oleh rombongan Adipati Wirasaba diserahkan kepada Begal.

“Berhenti kisanak. Kalian mau ke mana berbondong-bondong melewati hutan Sokawera ini?,” tanya pimpinan Begal.

“Saya mau menuju Kadipaten Banyumas. Mau menghantar Adipati Wirasaba yang akan menikah dengan Putri Adipati Banyumas,” jawab salah satu pengawal rombongan Adipati Wirasaba.

“Oh, kalau begitu, silahkan lanjutkan perjalanan. Tapi dengan satu syarat,” ucap di Bebal.

“Apa syaratnya?,” tanya si Pengawal kemudian.

“Tinggalkan semua yang kalian bawa di sini,” pinta si Begal.

“Tidak bisa. Semua barang yang kami bawa ini untuk diserahkan sebagai syarat pernikahan Adipati Wirasaba dengan Putri Adipati Banyumas. Jadi tidak mungkin saya tinggal di sini,” jawab Pengawal Adipati Wirasaba.

“Kalau begitu, akan saya paksa,” tegas si Begal

“Silahkan kalau berani, hadapi saya dulu,” tantang si Pengawal.

“Apa yang saya takuti. Aku habisi kalian semua,” gertak si Begal sambil menyerang.

Pertempuran antara pengawal Adipati Wirasaba melawan para begal pun berlangsung sengit, hingga si Begal bisa ditundukan dan menyerah kalah. Kemudian rombongan Adipati Wirasaba kembali melanjutkan perjalan menuju pendopo kadipaten Banyumas.

IMG 20230226 095755
Begal Alas Sokawera sedang menghadang kedatangan rombongan Adipati Wirasaba.

Adegan dalam peristiwa tersebut kemudian menjadi tradisi turun temurun yang dinamakan tradisi begalan, sebuah kesenian rakyat yang dipentaskan pada saat dan waktu tertentu, yakni pada peristiwa resepsi pernikahan warga kabupaten Purbalingga dan Banyumas ketika kedua mempelai adalah anak pertama atau anak terahir.

Sementara itu, terkait dengan kurikulum Merdeka pada dunia pendidikan, dimana pada kurikulum tersebut diberlakukan Proyek Penguatan Profile Pelajar Pancasila (P5).  Dalam hal ini  tradisi begalan menjadi salah satu materi muatan lokal yang banyak diminati oleh sekolah-sekolah di kabupaten Purbalingga, salah satunya SMA Negeri 1 Padamara yang baru-baru ini melaksanakan P5 di sanggar budaya Umah Wayang.

Selama tiga hari, Selasa-Kamis (21-23/2/2023) sejumlah siswa kelas 10 SMA Negeri 1 Padamara yang terbagi dalam 5 kelompok, salah satu kelompok tersebut belajar tentang seni tradisi begalan. Sedang selebihnya berlatih Gending, Calung, Tari, dan Siraman.

Kelompok yang berlatih materi pelajaran Begalan besutan Amir M Sinnangga diantaranya ; Hendrik Putra Pratama, Muhammad Idam Ramadan, Cirylla Zharrifa Rusman, Armeylira Nadin Tantilla, Lidya Mulia Dewi, Nadina Raras Wilujeng, Oktaviana Ramadhani, Nurul Atfia, Sahwa Kusuma Permata Utami, Madeline Raihanah Zahra, Najmah Yaquth Arfian.(Angga)

Pos terkait