PURWOREJO, Mercusuar.co – Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2024 dengan diperingati oleh para penyandang disabilitas se-Kecamatan Pituruh pada Hari Selasa, tanggal 10 Desember dipenuh apresasi dari berbagai elemen masyarakat. Tema yang diangkat yakni “Bergandengan Tangan Menuju Pituruh Ampuh Inklusi” sebagai semangat bersama untuk tujuan yang mulia. Mereka yang tergabung dalam Ikatan Disabiltas Purworejo (IDP) Kecamatan Pituruh menyuarakan kreatifitasnya seperti yang terlihat dalam penayangan video inspiratif dalam layar lebar. Mereka yang punya skill dan keterampilan berbeda, membuktkan bahwa mereka juga punya kemampuan, usaha produktif dan hak yang sama dengan masyarakat pada umumnya dalam kehidupan.
Sarino, Ketua IDP Pituruh mengucapkan banyak terima kasih kepada semua dukungan berbagai pihak hingga para penyandang disabilitas di Kecamatan Pituruh eksis dan mampu membuktikan diri bisa memberikan kontribusi buat sesama. Dalam gelaran acara ini pula dilangsungkan penyerahan SK kepada 3 desa atas bentukan Kelompok Disabilitas Desa (KDD) yakni Desa Pituruh, Wonosido dan Prapag Lor.
“KDD ini sangat penting untuk untuk mewadahi semua penyandang disabilitas se-Kecamatan Pituruh, sekaligus memberdayakannya dalam berbagai usaha produktif!” kata Sarino kepada Mercusuar.co.
Menurut Sarino, ada sekitar 30 anggota IDP di Kecamatan Pituruh yang punya berbagai kemampuan berbeda, bisa saling bantu dan mengisi terkait usaha produktif yang mereka jalankan.
“Misal salah satu yang punya skill membat kerajinan anyaman bambu, membuat kue dan snack, untuk marketingnya bisa dibantu anggota yang punya skill bikin konten dengan kemampuan soal IT.” tambah Sarino meyakinkan.
Mereka juga dipacu untuk melek IT dalam persaingan dunia digital yang tak terhindarkan. Salah satu anggota bernama Wahyu Nur Hidayat, warga Desa Kesawen, merupakan alumni sebuah kampus ternama di Purworejo dengan kemampuan IT diharap bisa menularkan ilmu dan membantu produk anggota lain untuk dikenal pasar.
Pemerintah Purwrejo sendiri sudah lama berbenah menaruh perhatian serius terhadap para penyandang disabilitas. Beberapa sarana untuk mereka terlihat di ruang publik seperti di alun alun akses dan jalur khusus untuk memudahkan mereka beraktifitas.
Dengan terbentuknya KDD akan memudahkan pengorganisasian di tingkat desa, peningkatan kapasitas, pelatihan dan bimbingan, apalagi saat pendanaan lebih efektif lewat desa.
Belum lagi kemapuan mereka dalam hal seni budaya, Sarino membuka luas ruang untuk berekspresi dan beratualisasi. Dari sini kesejahteraan mereka sedikit banyak terangkat dengan penikmat jasa hiburan.
Salah satu anggota bernama Aiz Tekad Budiyono, meski hidupnya berada di atas kursi roda, mampu membuktikan diri berkreasi lewat Grup kesenian Tekad Manuggal. Grup kesenian yang bermarkas di Desa Wonosido ini terbukti tenar mendapat apresasi dan order di sekitar Pituruh. Dari Kuda Lumping, Tari Tayub, Klonengan, semua dikomandoinya dari atas kursi roda. Artinya dari kepemimpinan seorang penyandang disabilitas mampu menghasilkan kreasi seni untuk menghidupi para pemusik dan penarinya juga menghibur orang banyak.
Sarino sendiri menjadi penyandang disabilitas sejak kecelakaan kerja, jatuh dari ketinggian di Pondok Ungu saat memasang Asbes. Kakinya lantas diamputasi, namun tekad dan semangatnya tak pernah pdam untuk terus menjalani hidup serta memberi semangat kepada anggota lain.
“Saya jualan keliling apa saja yang bisa dijual, barang barang bisa saja dari teman yang pintar bikin anyaman bambu dan lain lain.” tambah Sarino.
Dengan motor roda tiga, wilayah jelajahnya dari Pituruh sampai Prembun (Kebumen), Kcamatan Kemiri dan Kecamatan Butuh.
“Semoga IDP terus mampu membuktikan diri bahwa mereka juga bisa eksis dalam kehidupan memberikan kontribusi positif buat masyarakat. Matur nuwun buat dukungan dari semua kalangan yang bergandeng tangan, semua stekholder desa, pemerintah, swasta menyatu.”
Diujung acara, digelar Parade Disabilitas di depan panggung yang diikuti penyandang Disabilitas Fisik, Disabilitas Intelektual, Disablitas Sensorik, dan Disabilitas Mental. Teriakan yel yel Berdaya ..Setara…Bahagia seolah menyiratkan bahwa mereka punya semangat seperti khlayak lain. Dengan berpedoman pada konsep inklusi yang bertujuan tidak ada siapapun yang ditinggalkan ..No One Left Behind. Maka semua warga desa punya hak dan kewajiban yang sama setara meskipun dengan kemampuan yang berbeda.
Tampak hadir dalam acara ini, Jajaran Forkompimca Pituruh, Kades, Tokoh Agama, mantan Camat Pituruh yang kini memimpin Dinas Kominfostasandi Purworejo, Yudhie Agung Prihatno, Kadinas Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat Desa Purworejo, Laksana Shakti. (agam)