MERCUSUAR.CO, Jakarta – Pemerintah Indonesia tengah mengkaji rencana mengalihkan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dari jenis Pertalite (RON 90) ke BBM dengan kualitas lebih tinggi, yakni Pertamax (RON 92). Anggota Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Saleh Abdurrahman, mengungkapkan bahwa langkah ini bertujuan untuk memperkenalkan BBM Khusus Penugasan (JBKP) dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan Pertalite.
“Kami berharap ke depan JBKP merupakan BBM dengan kualitas lebih baik. Pemerintah akan mempertimbangkan semua aspek, termasuk harga, kesiapan infrastruktur, serta kebutuhan subsidi atau kompensasi,” ujar Saleh kepada CNBC Indonesia pada Rabu (22/5/2024).
Peralihan subsidi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas BBM yang digunakan masyarakat. BBM dengan kualitas lebih tinggi, seperti Pertamax, diharapkan lebih bersih dan efisien, serta mendukung target Net Zero Emission (NZE). Saleh juga menyebut bahwa Pertamina sudah mulai memasarkan Pertamax Green 95 yang mengandung 5% bioetanol.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa pemerintah sedang membahas penggunaan BBM rendah sulfur di dalam negeri. Rencana ini sejalan dengan wacana pengalihan subsidi dari Pertalite ke BBM dengan Research Octane Number (RON) yang lebih tinggi, seperti Pertamax dan sejenisnya.
“Proses pembahasan BBM rendah sulfur masih berlangsung di Kemenko Marves,” jelas Mustika Pertiwi, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM, kepada CNBC Indonesia pada Senin (20/5/2024).
Meski rencana pengalihan subsidi BBM belum dijelaskan secara detail, Mustika menyebut bahwa penerapan subsidi BBM yang tepat sasaran masih menunggu revisi Peraturan Presiden No. 191 Tahun 2014. “Pelaksanaannya akan dilakukan setelah revisi Perpres 191/2014 selesai, yang saat ini masih dalam proses di Kemenko Perekonomian,” tambahnya.
Dengan langkah ini, pemerintah berharap dapat mendorong penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan dan efisien di kalangan masyarakat, sekaligus mendukung upaya mencapai target emisi nol bersih di masa depan.