PURWOREJO, mercusuar.co – Udara dingin pagi tak menyurutkan Tofa (30th) warga Wirotaman Kecamatan Kutoarjo dan kawannya Jack (40th) beraktifitas. Sekitar pukul 06.00 mengawali pagi itu dengan sarapan Nasi Rames tepat di sebelah Timur pintu masuk Pasar Kutoarjo.
Sambil sesekali ngobrol dengan kawannya, Tofa dikejutkan oleh kepulan asap Hitam dari dalam pasar. Dirinya yang memang masih merasa lapar, terus melahap Nasi Rames, meski dalam hati bertanya-tanya.
“Saya makan di warung itu, memang lihat asap, tapi saya pikir kan ada Satpam di pasar, jadi saya lanjut konsentrasi makan saja lah..wong hawa dingin banget dan lapar!” Kata Tofa kepada Mercusuar mengawali obrolan.
Namun dugaan Tofa meleset, beberapa saat ternyata kepulan asap Hitam malah kian membesar dan kepanikan para pedagang memenuhi sekitar TKP. Teriakan panik dan kekacauan suasana mulai terasa, api sepertinya lebih cepat membakar apa saja yang ada di dalamnya.
Menurutnya hari sudah terang, Matahari sudah menampakkan sinarnya, dan aktifitas pasar kebanggaan warga Kutoarjo ini sejak dini hari sudah ramai.
Pikirnya pasti sudah ada Satpam yang siaga di sana pagi itu
Bangunan pasar yang relatif rapat tertutup penuh dengan kios berbahan kayu, dagangan kain dan pakaian sangat mudah terbakar. Singkatnya, api dalam waktu cepat membakar meluluh lantakkan lantai atas dan bawah.
Lini masa medsos penuh postingan foto dan video peristiwa kebakaran Pasar Kutoarjo.
Suasana jalanan menuju Pasar Kutoarjo pun macet, dari para pedagang dan kerabat yang hendak mengevakuasi dagangan bercampur dengan warga yang mau menyaksikan peristiwa ini, belum lagi aparat keamanan dan Damkar harus ekstra keras untuk masuk ke lokasi dan bertempur dengan asap dan api.
Mobil Damkar Purworejo termasuk dari tetangga kabupaten sebelah mulai berdatangan bekerja keras.
Air Sungai Utara pasar pun disedot untuk menyemprot kebakaran besar ini.
“Tak ada yang bisa saya selamatkan lagi, habis semua punya saya mas….ludes!” kata Supri penjual jasa perbaikan sepatu dan sandal. Beberapa ada yang milik pelanggannya ikut terbakar jadi abu.
Pedagang lain tak kurang berduka seperti Supri.
” Peralatan dan bahan penting bisa saya keluarkan, tapi dua mesin giling daging masih teronggok di sana, butuh banyak orang untuk mengangkatnya..berat banget!” kata Tio, pemilik jasa penggilingan daging Bakso.
Ribuan dagangan seperti berhamburan porak seperti tertiup angin Tornado poranda di sekitar pasar, belum sepenuhnya bisa dievakuasi.
Jumat, 16 Agustus jelang HUT Kemerdekaan RI ke-79, menjadi hari pilu bagi para pedagang pasar dan warga Kutoarjo.
“Mestinya kami bersuka ria dan bahagia merayakan kemerdekaan ini, tapi kebakaran ini seperti merampas semuanya…..serasa tak jadi merdeka dihari ini!” kata Sarikun sambil menghela nafas.
Mercusuar di lapangan sempat bersama Kepala Satpol PP dan Damkar, Budi Wibowo, memberikan komando kepada anak buah untuk bekerja keras memadamkan amukan api. Dirinya menyampaikan bahwa beberapa unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan dari Purworejo dan Kebumen sekitarnya untuk memadamkan api.
“Kami masih berjibaku bekerja keras mencegah meluasnya api baik di lantai atas dan bawah, memadamkan api dan mencegahnya meluas ke area lain di pasar, dan tetap waspada setiap saat menghimbau warga jangan terlalu dekat dengan bangunan yang terbakart!” kata Budi.
Sampai berita ini ditayangkan, api masih terlihat berkobar di lantai dua dan lantai dasar. Aparat keamanan dan Damkar masih bekerja keras di lapangan.(Agam)