Nasi Jangkrik Khas Kudus, Apakah Ada Jangkriknya? Temukan Sejarahnya

Kuliner Nasi Jangkrik khas Kudus
Kuliner Nasi Jangkrik khas Kudus

MERCUSUAR.CO, Kudus – Mungkin Nasi Jangkrik terdengar asing di telinga kita, dan mungkin kita berpikir, “Apa isinya ada jangkriknya?” Jangkrik sendiri adalah hewan yang berkerabat dekat dengan belalang, memiliki tubuh silindris, kepala hampir bulan, dan sungut panjang seperti benang.

Namun yang akan kita bahas kali ini bukan jangkrik yang satu ini. Kira-kira apa hayo? Kalo masih penasaran yuk simak penjelasannya!.

Bacaan Lainnya

Kabupaten Kudus memiliki sajian kuliner yang khas, yaitu nasi jangkrik. Makanan ini tergolong sangat legendaris dan lumayan susah dicari.

Konon, makanan ini merupakan warisan sekaligus favorit Sunan Kudus. Lalu mengapa bisa disebut nasi jangkrik?

Penyebutan nasi jangkrik diawali pada Zaman dulu, Kiai Telingsing, tokoh penyebar Islam di Kudus yang semasa dengan Sunan Kudus bersama wali lainnya berkumpul di tajug Menara Kudus.

Kala itu, istri Sunan Kudus memasak suatu menu yang sangat lezat yang sampai sekarang dikenal dengan nasi jangkrik.

Ketika itu masakan istri sunan kudus sangat lezat rasanya dan saking lezatnya, ada yang menyeletuk, “jangkrik masakan opo iki kok enake pol (jangkrik, masakan apa ini kok enak banget),” konon celetukan itu datang dari Kyai Telingsing.

Celetukan itulah yang membuat makanan itu disebut dengan nasi jangkrik. Dalam masyarakat Jawa, kata “jangkrik” biasa dijadikan sebagai penggambaran semacam pisuhan (makian) tapi lebih halus dan cenderung positif sebagai penghangat suasana.

Celetukan Kyai Telingsing sendiri bermaksud memuji akan kelezatan masakan hasil olahan istri Sunan Kudus yang sedang disantapnya. Sehingga dari situlah, konon nama nasi jangkrik berasal

Namun, versi lain menyebutkan bahwa asal usul nama tersebut berasal dari bawang goreng yang ditaburkan di atasnya. bawang goreng itu memiliki bentuk mirip sayap jangkrik yang berwarna mengkilap kecoklatan. Maka dari situlah konon masakan itu dinamakan nasi jangkrik. Karena menu ini merupakan makanan favorit Sunan Kudus.

Kini nasi jangkrik dijadikan sebagai hidangan yang dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang diadakan pada setiap tanggal 10 Muharram (Asyura). Luwur merupakan kain kelambu atau selubung penutup makam. Dalam tradisi buka luwur, luwur yang menutupi makam Sunan Kudus diganti baru.

Hingga kini pembagian nasi jangkrik menjadi salah satu bagian dalam tradisi buka luwur yang masih terus dilestarikan. Pembagian sendiri bertujuan untuk menumbuhkan rasa saling berbagi terhadap sesama, terutama kepada yang membutuhkan.

Nah lalu bagaimana dengan isinya? Nasi jangkrik berisi dengan lauk daging kambing atau kerbau ukuran dadu, tahu, serta guyuran kuah bersantan. Daging kerbaunya empuk dengan bumbu yang meresep ke serat daging.

Yang unik dari  sendiri terdapat pada alat pembungkusnya yang memakai daun jadi dan diikat dengan anyaman jerami hingga menghasilkan aroma yang sedap.

Meskipun terlihat sederhana namun lumayan susah dicari lho! Karena tidak banyak diperjual belikan dan yang dijual belikan pun tidak se khas itu rasanya.

Jika mengiginkan rasa yang masih original harus ikut war saat buka luwur karena masyarakat yang datang sangat ramai hingga harus mengantre terlebih dahulu. Menu inidibagikan saat buka luwur memiliki do’a khusus dari para Kyai dan berkah dari Sunan Kudus.

Pos terkait