WONOSOBO, Mercusuar.co – Senin malam, 9 September 2024, bertempat di sekitar komplek Tambi Tea Resort, Kejajar, Wonosobo, museum teh pertama di Indonesia resmi dibuka. Meskipun dibalut cuaca mendung dan gerimis kecil di sekitar area perkebunan teh peninggalan kolonial tersebut, suasana perayaan ulang tahun kedua PT Maju Bersama Tambi (MBT) berlangsung meriah. Acara ini dimanfaatkan untuk meresmikan museum teh yang telah digagas sejak dua tahun lalu.
Acara dihadiri oleh Bupati Wonosobo Afif Nur Hidayat, Sekda, beberapa OPD di lingkungan Kabupaten Wonosobo, jajaran direksi PT Perkebunan Teh Tambi, PT MBT, pelaku usaha wisata, dan awak media. Pembukaan dimulai dengan penampilan grup musik lokal, diikuti dengan sambutan dari Manager PT MBT, Lita Muwardani Sutejo, ST, MM. Dalam sambutannya, Lita menyampaikan bahwa selama dua tahun terakhir, PT MBT banyak melakukan inovasi untuk menambah nilai lebih dari perkebunan Tambi. Inovasi tersebut meliputi pembangunan resort, kafe di lingkungan pabrik, pengembangan destinasi wisata di area perkebunan Tambi, Sikatok, dan Panama, serta pengelolaan wisata di Tanjung Sari.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Direktur PT Perkebunan Teh Tambi, Suwito, yang mengharapkan kolaborasi antar pihak untuk memajukan dan memberikan nilai tambah dari perkebunan yang ada. Kemudian, Bupati Wonosobo, Afif Nur Hidayat, menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi dalam memajukan pariwisata daerah. Menurutnya, potensi wisata di Kejajar dan Garung sangat besar, dan kawasan ini dapat menjadi surga bagi para investor, mengingat perkembangan wisata yang pesat.Hal yang tidak boleh dilewatkan adalah selalu melibatkan wartawan dan awak media untuk mempromosikan wisata dan inovasi lainya.
Acara peresmian museum teh ditandai dengan pemotongan pita di depan museum, yang berlokasi di sebelah kanan front office area pabrik teh Tambi. Setelah itu, para tamu diajak berkeliling museum yang dipandu oleh Rahmat Gunadi, M.Si, penggagas pendirian museum teh ini sekaligus Ketua Insan Teh Indonesia.
Museum teh ini sebagian besar berisi informasi sejarah perkebunan teh Tambi, berbagai alat pemetik dan pengolahan teh, film dokumenter tentang teh, serta poster-poster edukatif. Di lantai dua, terdapat koleksi teko kuno, berbagai produk teh terbaik, serta bar volka teh, di mana tiga gadis cantik siap menyajikan teh dan menceritakan sejarahnya. “Teh itu untuk dinikmati, bukan hanya diminum,” ujar Pak Gun saat mengantar para tamu undangan.
Pembukaan museum ini mendapat sambutan antusias dari pelaku usaha wisata, pemandu wisata, pemilik biro perjalanan, dan partner PT MBT. Salah satu dari mereka, Suparma (37),pengelola wisata patean Tambi yang menyampaikan harapan agar PT MBT lebih terbuka dalam mengembangkan destinasi wisata di area perkebunan Tambi. Ia juga berharap ada peningkatan dalam pembagian keuntungan yang lebih adil.
Agus Wibowo, S.Sos, Kepal Disparbud Kabupaten Wonosobo yang turut hadir di lokasi, berharap museum teh pertama di Indonesia ini dapat menjadi daya tarik wisata baru, menambah lama kunjungan wisatawan, serta memperkaya destinasi wisata edukasi di Wonosobo. Acara diakhiri dengan menikmati racikan teh terbaik dari Tambi yang telah diekspor ke berbagai negara.( Taf )