Menuju Pembentukan Kecamatan Tangguh Bencana, BPBD Wonosobo Gelar Pelatihan untuk FPRB

07c259c4 10f7 48c0 b5b0 365612803897 scaled

WONOSOBO, Mercusuar.co  – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo menggelar pelatihan Training of Trainers (TOT) untuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Wonosobo selama dua hari, mulai 18-19 September 2024. Kegiatan ini bertempat di Aula BPBD dan bertujuan untuk mempersiapkan para peserta menjadi fasilitator dalam pembentukan Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana).

Dalam sambutan pembukaannya, Kepala BPBD Wonosobo, Dudi Wardoyo, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait pelayanan kebencanaan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) sub urusan bencana. Ia menekankan pentingnya strategi pelibatan kecamatan sebagai perangkat daerah terdekat dengan masyarakat, terutama dalam gerakan Kecamatan Tangguh Bencana. “Langkah ini bertujuan untuk memperkuat peran kecamatan dalam upaya penanggulangan bencana di wilayah masing-masing. Jika pemerintah abai dalam urusan kebencanaan, maka bisa dianggap melanggar aturan,” ungkap Dudi.

Pelatihan yang berlangsung setiap hari dari pukul 08.00 hingga 16.00 ini diikuti dengan antusias oleh anggota FPRB Kabupaten Wonosobo, personil BPBD, dan beberapa relawan dari desa-desa. Narasumber yang dihadirkan adalah anggota FPRB Provinsi Jawa Tengah, yang membimbing peserta dalam memfasilitasi masyarakat desa untuk membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana).
Materi pelatihan meliputi:
• Pengkajian bencana partisipatif
• Penyusunan rencana mitigasi bencana
• Pengembangan sistem peringatan dini inklusif
• Rencana evakuasi dan kontingensi
• Pengembangan tim relawan dan FPRB desa
• Pelatihan penanganan darurat
• Teknik fasilitasi.
Bambang Wen, Ketua FPRB Kabupaten Wonosobo, menyampaikan bahwa pelatihan ini sangat membantu peserta dalam mengingat kembali materi yang pernah disampaikan pada awal pembentukan FPRB. “Rencananya, setelah semua materi dikuasai, teman-teman akan ditugaskan ke beberapa kecamatan untuk membantu pembentukan Destana dan Kencana. Ini juga untuk menjalankan program kerja yang sudah kita susun bersama dengan BPBD agar lebih bersinergi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bencana,” ujar Bambang.

Di akhir pelatihan, para peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok untuk mempraktikkan fasilitasi, mengisi berbagai formulir, serta melakukan simulasi lainnya sesuai dengan standar nasional. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas FPRB dan BPBD dalam memberikan edukasi dan penyadaran kepada masyarakat mengenai pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana ( Taf)

Pos terkait