Mengenal Sosok Indriyani Setyaningrum

polres jepara 1370053717

Mercusuar.co – Indriyani Setyaningrum atau Mbak Is kesulitan berjalan, karena sempat terkena polio saat kecil. Meski difabel, ia membuktikan bisa bekerja dan berkomunikasi dengan baik hingga direkrut sebagai operator layanan call center Polres Jepara.

NADA dering telepon itu, terus berbunyi di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Jepara. Dengan sigap, Indriyani Setyaningrum -perempuan di depannya- memencet tombol dan menerima panggilan itu.

Panggilan mati, muncul telepon lagi. Begitu terus berulang. Sesekali ia memeriksa layar monitor untuk melihat data panggilan yang masuk. Indriyani Setyaningrum baru bekerja di kantor SPKT Polres Jepara.

Ia salah satu warga difabel Jepara yang beruntung, karena direkrut Polres Jepara untuk bekerja. Rekrutmen ini, juga selaras dengan program Polri untuk memberi kesempatan warga berkebutuhan khusus, agar dapat bekerja di Institusi kepolisian.

Perempuan yang akrab disapa Mbak Is ini bercerita, kesempatan itu bermula ketika ia bergabung dengan komunitas difabel di Jepara.

”Saya dapat info, waktu itu Pak Kapolres cari orang difabel yang bisa berkomunikasi dengan baik dari komunitas difabel. Saya ikut lalu diseleksi dan akhirnya diterima untuk bekerja sebagai operator. Kerja di sini (SPKT Polres Jepara, Red) dari Senin sampai Jumat,” katanya.

Setiap pagi ia berangkat dari rumahnya di Desa Ngeling, Kecamatan Pecangaan, Jepara, naik motor roda tiga ke Mapolres Jepara. Merasakan bekerja sebulan di institusi kepolisian, ia merasa bangga dan bersyukur. Apalagi pekerjaannya bersifat sosial untuk melayani masyarakat.

Itu juga selaras dengan aktivitasnya sebelum bekerja di Mapolres Jepara, yaitu melayani gereja -tepatnya di GITJ Ngeling. Perempuan dengan satu anak ini bercerita, setiap hari rata-rata ia menerima 35-45 telepon masuk. Pernah juga dalam sehari ia menerima sampai 100-an telepon masuk.

”Sering sekali orang nge-prank. Awalnya ada suara, lalu tiba-tiba mati. Kadang ada juga yang bilangnya tidak sengaja telepon. Kadang ya kesal orang usil, tapi kan telepon itu harus terus saya jawab dengan cepat. Pernah juga saya terima panggilan ada kejadian kecelakaan di Mlonggo. Setelah itu, saya laporkan ke polsek terkait untuk segera mendapat tanggapan,” jelasnya.

Mbak Is terus berusaha sigap melayani. Dari sekitar 100-an panggilan yang masuk ke Call Center Polres Jepara, 95 persen panggilan sudah ditanggapi. Sedangkan sisanya, telepon missed call.

Ia berterima kasih kepada kapolres Jepara yang telah merekrutnya untuk ikut membantu pelayanan masyarakat. Juga orang tuanya yang terus mendukungnya hingga sampai saat ini. Meski menderita polio dan sulit berjalan, ia mengaku mendapat perhatian dan kasih sayang yang tidak terhenti dari orang tuanya.

”Saya juga berterima kasih kepada ayah saya yang mendukung meski tidak bisa berjalan dan bersabar mengantarkan saya ke mana saja sejak saya kecil. Termasuk saat saya kuliah di Sekolah Tinggi Teologi Ungaran,” imbuh perempuan berkacamata ini.

 

Pos terkait