Masjid Al Manshur Saksi Sejarah Penyebaran Islam di Wonosobo

Kemegahan Masjid Al Manshur Wonosobo, yang masih tetap mempertahankan bentuk berarsitektur Jawa Islam.
Kemegahan Masjid Al Manshur Wonosobo, yang masih tetap mempertahankan bentuk berarsitektur Jawa Islam.

MERCUSUAR.CO, Wonosobo Berarsitektur Jawa Islam, Masjid Al Manshur memiliki sejarah pembangunan yang dimulai pada tahun 1847-1856, seperti yang tercatat di depan pendapanya.

Terletak di Jalan Masjid Komplek Kauman Utara, Wonosobo, Jawa Tengah, masjid ini tetap menjadi kebanggaan masyarakat dan menjadi daya tarik utama baik untuk kegiatan ibadah maupun ziarah.

Bacaan Lainnya

Meskipun telah mengalami beberapa kali renovasi, masjid yang telah berusia ratusan tahun tetap tegak kokoh, dan menjadi saksi sejarah perkembangan agama Islam di Kabupaten Wonosobo. Berbagai kegiatan berlangsung di masjid ini, termasuk pengajian Seton, pengajian setelah Sholat Subuh, dan perayaan hari besar Islam. Al Manshur juga menjadi destinasi wisata religi yang ramai dikunjungi.

Selain masjid Al Manshur yang bersejarah, terdapat makam Mbah Kiai Walik, seorang waliullah yang menyebarkan agama Islam di Wonosobo. Makamnya berada di belakang masjid, dan di komplek tersebut juga terdapat pesantren dan pusat pertokoan.

“Masjid tua ini juga menjadi saksi bisu penyebaran ajaran agama Islam di bumi Wonosobo, serta saksi pendirian cikal bakal Kabupaten Wonosobo. Di belakan masjid ada makam mbah Kyai Walik. Konon, Kyai Walik merupakan satu di antara tiga tokoh pendiri Kabupaten Wonosobo, yaitu Kiyai Walik, Kyai Kolodete dan Kyai Karim,” ujar Kiai Haidar Idris, Imam Masjid Al Manshur.

Terdapat cerita menarik terkait makam Kyai Walik. Dikisahkan bahwa lokasi masjid ini dahulu dianggap sebagai pekaringan atau tempat berjemur para wali. Suatu ketika, KH Habib Lutfi dari Pekalongan berkunjung dan melihat sinar terpancar di belakang masjid, diyakini berasal dari makam ulama Kyai Walik.

Kyai Walik, bersama dengan Kyai Kolodete dan Kyai Karim, merupakan ulama yang membuka hutan belantara, mengubahnya menjadi pemukiman, serta menyebarkan ajaran Islam kepada penduduk. Kyai Kolodete tinggal di Dataran Tinggi Dieng, Kyai Walik di sekitar Kota Wonosobo, dan Kyai Karim di Kalibeber.

Dari berbagai sumber, Kyai Walik diakui sebagai perancang kota Wonosobo. Selain itu, ia dianggap sebagai tokoh ulama yang sangat dihormati dan pemimpin yang merakyat.

Masjid Al Manshur juga dikenal dengan tradisi pengajian Setonan, sebuah kegiatan rutin setiap hari Sabtu yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Acara ini menarik partisipasi ribuan jamaah dari berbagai desa di Kabupaten Wonosobo. Mayoritas jamaah berusia lanjut, bahkan tidak jarang terdapat yang berusia di atas 90 tahun.

Pos terkait