MERCUSUAR.CO, Temanggung – Ketersediaan pupuk menjadi salah satu faktor utama dalam keberhasilan program ketahanan pangan dan peningkatan produktivitas pertanian. Penggunaan pupuk dapat memaksimalkan potensi lahan petani.
Keberadaan pupuk selalu dicari sebagai solusi dalam peningkatan hasil panen petani. Terlebih pada musim tanam pada bulan November tahun 2023. Meski dilanda Kekeringan karena adanya el-nino, pemberian nutrisi yang terkandung didalam pupuk sangat penting.
Seperti halnya petani di Kabupaten Temanggung sebagai kota agraris, kebutuhan pupuk di kota tembakau ini sangat tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan itu, Pupuk Indonesia pada tahun 2023 telah mengalokasikan pupuk bersubsidi jenis Urea sebanyak 12.000 ton dengan realisasi ke petani hingga 26 November sebanyak 7.902 ton.
“Realisasi kami 66 persen untuk urea, ada sisa 4.098 ton, sedang NPK alokasi tahun ini sebanyak 10.500 ton dan realisasi ke petani 6.001 ton, sisa 4.498 atau 58 persen per 22 November ini.” Kata Account Executive Wilayah Wonosobo & Temanggung Firmansyah Ibnu, melalui sambungan telepon, Senin, (27/11).
Firman mengatakan, produk Pupuk Indonesia dibuat sesuai dengan standar ISO dan sesuai kebutuhan petani. Seperti pupuk khusus kentang, pupuk NPK majemuk untuk kopi dan Za yang diperuntungkan untuk tanaman tembakau. Saat ini pihaknya telah bermitra dengan petani dengan mengeluarkan kartu tani sebanyak 116.390.000 untuk wilayah Kabupaten Temanggung.
Cerita petani tembakau di wilayah Kwadungan Krincing, Kecamatan Kledung, milik Kasidi (58) yang mengelola lahan lebih dari 1 hektar yang tersebar di sejumlah desa di Kecamatan Kledung, dia sangat bergantung pada pupuk jenis Phonska dan Za pada tanaman tembakau yang ditanam Agustus lalu. Menurut dia pupuk jenis ZA sangat bagus dalam memaksimalkan tanaman tembakau.
“Sudah pernah pakai yang lain tapi hasilnya ga bagus,” katanya, Selasa, (14/11). Lebih lanjut produktivitas tanaman yang dia tanam juga semakin meningkat. Dalam panen tembakau tahun ini dirinya mampu memproduksi tembakau 65 keranjang.
Selain tembakau, dia juga menanam tanaman cabai dan bawang merah, yang mana membutuhkan pupuk jenis phonska dan NPK agar menghasilkan sayuran yang berkualitas. “Dari pengalaman saya selama lebih dari 40 tahun bertani, dengan adanya pupuk phonska sayuran yang saya taman jadi segar dan hijau,” lanjut dia.
Dalam jurnal berjudul Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburan Tanah yang ditulis Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Tulungagung, Tahun 2013 oleh Syamsu Rodiah menjelaskan, pupuk organik apabila diterapkan pada skala usaha yang besar akan memakan biaya yang tinggi terutama pada biaya tenaga kerja pada saat ekosistem lingkungan belum terbangun.
Dapat disimpulkan, pupuk organik saja tidak dapat diterapkan secara maksimal di pertanian Indonesia saat ini. Terkadang petani pada penerapan sistem organik seringkali dijumpai banyak permasalahan seperti hama, cuaca ekstrim yang membuat petani putus asa. Meskipun pupuk organik sangat baik untuk kesuburan tanah.
Bergeser ke lahan yang lebih rendah milik Tuwarno petani asal Tuksari, Kecamatan Kledung, yang menanam cabai jenis ORI 212 menggunakan pupuk kandang atau sering disebut meganic, termasuk kotoran kambing sebagai dasar ditambah Phonska dan NPK. Pupuk tersebut sangat membantu pertumbuhan sayuran, selain itu daun akan jauh lebih hijau dan tampak segar. Dalam satu tahun paling tidak dia menghabiskan pupuk kimia itu lebih dari satu kwintal.
“Kebutuhannya tidak pasti, karena tergantung apa yang kita tanam, Cabai lebih dari 10 kali, padi 2 kali pemupukan, dan untuk sayuran seperti sayur kol, tomat 2 sampai 3 kali,” katanya.
Dengan memanfaatkan pupuk jenis Phonska dan NPK tanaman cabai miliknya terus produktif, meski dilanda kemarau. Hal ini membuat Kabupaten Temanggung juga dapat memasok cabai ke luar daerah seperti Jakarta, Sumatera, dan NTB .
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto 30 Agustus lalu menyebut, luas tanaman cabai di Temanggung pada musim kemarau ini sekitar 400-600 hektar yang tersebar di sejumlah kecamatan.
Tanaman tembakau di Kabupaten Temanggung tahun ini sekitar 13.500 hektare, namun sebagian petani juga menanam cabai, bahkan cabai ditanam di sela-sela tanaman tembakau. Hasil panen cabai petani Temanggung selain untuk memenuhi kebutuhan lokal, setiap hari sekitar 20 hingga 25 ton cabai asal Temanggung dibawa ke luar daerah dengan pangsa pasar terbesar di Jakarta.
“Tanaman cabai memang menjanjikan, tiga hari sekali petani panen, dengan harga paling rendah tahun ini sekitar Rp11.000. Ini yang menjadi perhatian kami mengapa petani sekarang jauh lebih memilih ke tanaman Hortikultura dibandingkan tanaman pangan,” tuturnya saat ditemui 27 Oktober.
Joko menyebut potensi panen tanaman pangan terutama padi di Temanggung pada bulan November seluas 380 hektar dan Desember seluas sekitar 280 hektar.
Menurut dia penting bagi petani untuk menjaga unsur hara pada tanah untuk menghasilkan tanaman yang subur dan maksimal.