Kronologi Pengeroyokan Anggota TNI di Salatiga, 1 Orang Meninggal

images 52

Mercusuar.co, Salatiga – Kejadian berawal oknum anggota Batalyon Infanteri 411 berinisial Pratu RW mengendarai sepeda motor berboncengan dengan istrinya yang sedang hamil enam bulan, dari Bank Mandiri Jalan Diponegoro menuju Pasar Buah Jalan Taman Pahlawan Kota Salatiga, Kamis (1/9) sekitar pukul 13.40.

Kemudian kendaraan Pratu RW bersenggolan dengan mobil pick up carry berpenumpang lima orang yakni AA (20) warga Magelang, Y (22), AS (23), AF (22), dan AWP (32) merupakan warga Temanggung.

Bacaan Lainnya

Selanjutnya mobil pick up melaju ke arah Pasar Blauran dan Pratu RW mengikuti dari belakang.

Tak lama kemudian, terjadi cekcok antara Pratu RW dengan lima orang tersebut di depan Masjid Pasar Blauran.

Lima orang tersebut kemudian menantang berkelahi Pratu RW. Karena kalah jumlah, istri Pratu RW melaporkan hal tersebut dalam grup WA leting untuk meminta bantuan. Teman leting kemudian datang.

Lima orang warga sipil itu diamankan oleh anggota TNI Batalyon Infanteri 411 di Pasar Sapi Salatiga kemudian dibawa ke Mako Batalyon Infanteri 411.

Kemudian lima orang itu mengalami luka-luka. Selanjutnya korban dibawa ke RS DKT Salatiga untuk dilakukan pengobatan. Empat orang masih dalam perawatan, namun nyawa AWP tidak tertolong.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Tatang Subarna mengatakan saat terjadi pengeroyokan, istri Pratu RW Panik dan melaporkan kejadian ke Whatsapp (WA) grup leting suaminya.

Rekan Pratu RW pun menangkap lima pelaku pengeroyokan.

Sebelumnya dikabarkan, AWP (32), warga Temanggung meninggal sesuai melakukan pengeroyokan terhadap anggota TNI di Salatiga, Kamis (1/9) sekitar pukul 13.40.

AWP bersama empat temannya diduga melakukan pengeroyokan terhadap Pratu RW anggota Yonif MR 411/6/2 Kostrad Salatiga.

Kasus pengeroyokan anggota TNI ini ditangani Denpom IV/3 Salatiga berkoordinasi dengan Polres Salatiga.

“Kejadian ini sedang ditangani oleh Denpom IV/3 Salatiga yang berkoordinasi dengan pihak Polres Salatiga untuk proses lebih lanjut,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Tatang Subarna dalam siaran pers, Jumat (2/9).

Pratu RW mengalami luka-luka dan bengkak pada bagian wajah serta harus dirawat di RST Dr. Asmir Salatiga, setelah dikeroyok oleh lima pemuda bertato dan dalam pengaruh minuman keras di Pasar Blauran Kota Salatiga, Jawa Tengah.

Kronologi versi TNI
Brigjen TNI Tatang Subarna dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (2/9) membenarkan terjadinya pengeroyokan terhadap Pratu RW oleh lima pemuda yang diduga preman tersebut.

Kadispenad menyampaikan bahwa kejadian tersebut berawal saat Pratu RW yang membonceng istrinya, D yang sedang hamil 6 bulan menuju Pasar Blauran.

Di perjalanan keduanya diserempet kendaraan Pickup Suzuki Carry yang dikendarai sdr. Argo Wahyu Pamungkas (AWP) beserta 4 orang temannya.

“Pratu RW sempat dibentak, namun yang bersangkutan tidak menghiraukan dan sesampainya di Pasar Blauran, Pratu RW dihentikan oleh sdr. Argo Wahyu Pamungkas serta melakukan pengeroyokan bersama keempat temannya tersebut,” ujarnya.

Istri Pratu RW yang panik dan ketakutan melihat suaminya dikeroyok dan tersungkur di jalan, lanjut Brigjen Tatang, meminta pertolongan di WA leting suaminya yang kemudian melakukan pencarian dan menemukan pelaku pengeroyokan.

Pelaku kemudian dibawa ke Yonif MR 411/6/2 Kostrad dan selanjutnya dibawa ke RST Dr. Asmir Salatiga karena mengalami luka-luka.

“Setelah mendapatkan perawatan, pada Jumat (2/9/2022) satu orang pengeroyok (Argo Wahyu Pamungkas) dinyatakan meninggal dunia dan 4 orang lainnya masih menjalani pengobatan di RST Dr. Asmir Salatiga. Kejadian ini sedang ditangani oleh Denpom IV/3 Salatiga yang berkoordinasi dengan pihak Polres Salatiga untuk proses lebih lanjut,” pungkas Tatang. Seperti dikutip dari tribunnews.com.

Pos terkait