Kisah Umat Muslim di Islandia Berpuasa saat Matahari Terbenam Tengah Malam

Kisah Umat Muslim di Islandia Berpuasa saat Matahari Terbenam Tengah Malam
Kisah Umat Muslim di Islandia Berpuasa saat Matahari Terbenam Tengah Malam

MERCUSUAR.CO, Islandia – Pada bulan Ramadan, Muslim di Indonesia biasanya menahan lapar dan dahaga selama 12-13 jam sehari. Namun, bagaimana jika Anda harus berpuasa lebih dari 20 jam sehari? Itulah yang dialami oleh saudara-saudara kita di Reykjavik, Islandia.

Pada awal Ramadan tahun 2024, yang jatuh pada tanggal 11 Maret atau 12 Maret, Muslim di seluruh dunia memulai puasa mereka, tetapi bagi mereka yang tinggal di dekat Lingkaran Arktik, tantangan berpuasa menjadi lebih berat.

Bacaan Lainnya

Di Islandia, matahari terbenam pada tengah malam dan kembali dua jam kemudian selama musim panas. Hal ini membuat muslim di sana harus berpuasa hingga 21 jam dan 51 menit, seperti yang terjadi pada tahun 2018.

Tentu saja, hal ini menjadi dilema bagi banyak Muslim, dan beberapa ulama serta organisasi Islam menawarkan tiga solusi yang diperbolehkan:

Mengikuti waktu matahari terbenam di negara terdekat tanpa siang malam berkelanjutan.
Mengikuti waktu di Makkah.
Mengikuti waktu setempat.
Karim Askari, dari Yayasan Islam Islandia, memilih untuk mengikuti waktu lokal di Reykjavik. Meskipun menahan lapar selama 21 jam terasa lama, sebagian besar Muslim di sana juga melakukannya dengan keyakinan.

Mesjid-mesjid di Reykjavik menyesuaikan waktu berbuka mereka dengan fajar dan maghrib lokal. Namun, ada juga yang memilih untuk mengikuti waktu di negara-negara Eropa lainnya.

Bagi Askari, berpuasa di cuaca dingin lebih mudah daripada di tempat-tempat dengan suhu tinggi. Meskipun situasinya mungkin terlihat ekstrem bagi beberapa orang, bagi mereka ini adalah berkah tersembunyi.

Di tengah tantangan ini, populasi Muslim Islandia sebanyak 2.500 orang di Reykjavik diberikan kebebasan untuk memilih solusi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Pos terkait