Kisah Desa Hilang Ikan Raksasa yang Menghantui Bansari

Ilustrasi suasana pedesaan di Bansari Temanggung (Dok.Google)
Ilustrasi suasana pedesaan di Bansari Temanggung (Dok.Google)

MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Terlepas dari benar tidaknya legenda ini, cerita tentang Desa Tepeng telah menjadi bagian dari folklore yang menarik di Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung. Bansari, yang kini menjadi kecamatan baru di wilayah tersebut, dulunya merupakan bagian dari Kecamatan Ngadirejo dan Parakan. Di sana, terdapat sebuah desa kecil bernama Desa Tepeng yang hanya terdiri dari 16 rumah. Namun, keberadaan desa ini kini hanya tinggal cerita.

Dikutip dari Web Pemkab Temanggung. Menurut legenda, pada zaman dahulu, Desa Tepeng memiliki seorang sesepuh yang dihormati karena dianggap memahami kondisi desa tersebut. Suatu malam, sesepuh ini bermimpi didatangi oleh seekor ikan raksasa. Ikan ini bukan ikan biasa; ukurannya sebesar tutup genthong (wadah air dari tanah liat yang ditutup dengan anyaman bambu) dan yang lebih mengejutkan lagi, ikan ini bisa berbicara.

Bacaan Lainnya

Setiap kali sesepuh ini tidur, ia selalu bermimpi tentang ikan raksasa tersebut. Menurut sesepuh desa, ikan raksasa ini adalah penunggu Desa Tepeng. Karena mimpinya yang berulang-ulang, sesepuh tersebut bersama masyarakat desa memutuskan untuk mengadakan upacara ritual guna memanggil dan memahami maksud dari ikan raksasa itu.

Upacara dimulai dengan menyiapkan sesajen dan berbagai perlengkapan ritual. Tak lama kemudian, ikan raksasa tersebut muncul, membuat masyarakat terkejut dan terkesima dengan ukurannya yang luar biasa besar. Kehadirannya menimbulkan rasa takut di kalangan penduduk.

Di tengah upacara, ikan raksasa itu menyampaikan pesan kepada penduduk Desa Tepeng: mereka harus segera meninggalkan desa tersebut, karena jika tidak, desa itu akan berubah menjadi lautan. Pesan ini membuat sesepuh dan seluruh penduduk desa merasa takut dan percaya akan ancaman tersebut. Mereka segera berkemas dan meninggalkan Desa Tepeng, pindah ke lahan yang bersebelahan dengan desa mereka.

Kini, bekas Desa Tepeng menjadi lahan yang ditanami pohon bambu dan tidak berpenghuni. Setiap malam Suro, di tempat ini sering diadakan upacara Suronan untuk mengenang kejadian tersebut. Penduduk yang pindah kemudian membangun desa baru yang diberi nama Desa Windu Sari, yang masih ada hingga sekarang.

Cerita tentang Desa Tepeng dan ikan raksasa ini terus hidup dalam ingatan masyarakat, menjadi bagian dari sejarah dan warisan budaya Kecamatan Bansari.

Pos terkait