Keren ,UNISMA Bekasi Gelar Field Trip ke Desa Tertinggi di Pulau Jawa

WhatsApp Image 2024 12 05 at 18.56.11 de8a7dc1

SEMBUNGAN, Mercusuar.co — Sebanyak 60 mahasiswa dan dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam 45 (UNISMA) Bekasi melaksanakan field trip ke Desa Wisata Sembungan, yang terletak di kawasan Dieng, Jawa Tengah, pada tanggal 5 Desember 2024. Desa Sembungan, yang dikenal sebagai desa tertinggi di Pulau Jawa, menjadi lokasi ideal untuk kegiatan ini yang bertujuan untuk mengimplementasikan komunikasi pembangunan dan meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam berbagai aspek komunikasi.

Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi UNISMA Bekasi yang mengambil mata kuliah seperti Development Supporting Communication, Digital Branding, Komunikasi Lintas Budaya, Komunikasi Massa, dan Komunikasi Interpersonal. Selain itu, dosen Ilmu Komunikasi UNISMA Bekasi juga turut serta sebagai pendamping yang memberikan bimbingan langsung kepada mahasiswa dalam praktek lapangan. Tenaga kependidikan juga terlibat untuk mendukung kelancaran kegiatan.

Tujuan utama dari field trip ini adalah untuk mengimplementasikan komunikasi pembangunan dalam melakukan social mapping dan strategi pengembangan kapasitas wilayah. Mahasiswa juga diajak untuk menggali permasalahan dalam pengelolaan wisata kreatif dan komunikatif serta meningkatkan komunikasi interpersonal antara peserta dengan mahasiswa lainnya, dosen, tenaga kependidikan, dan masyarakat lokal di Sembungan.
kegiatan diawali sejak pukul 4 pagi , rombongan menyaksikan keindahan Golden Sunrise di Bukit Sikunir, yang terkenal sebagai salah satu pemandangan matahari terbit tercantik di Asia. Semua peserta merasa puas dengan pengalaman seharian yang memperkaya pengetahuan mereka mengenai pengelolaan wisata, budaya lokal, dan komunikasi pembangunan di desa Sembungan.

Selama kegiatan, mahasiswa berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan aparat desa setempat. Mereka juga diperkenalkan pada budaya sembungan melalui kunjungan ke warga lokal.

Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Tatik Yuniarti, M.I.Kom, yang mengarahkan mahasiswa dalam berbagai kegiatan observasi, diskusi, dan pelaporan. Mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk mengasah kemampuan komunikasi massa mereka, dengan menyampaikan laporan hasil observasi melalui media sosial atau presentasi.

Salah satu highlight dari field trip ini adalah sesi sharing season bersama Pokdarwis Cebong Sikunir yang dipandu langsung oleh Tafrihan, Ketua Dewan Pengawas Pokdarwis dan Pengelola Desa Wisata Sembungan bertempat di ruang pertemuan gedung pengelolaan sampah bantuan Bank indonesia KPW jawa tengah. Acara dilanjutkan dengan kunjungan ke kelompok tani, UMKM Carica, dan pengelolaan sampah di desa Sembungan, di akhir sesi Tafrihan berharap hubungan dengan unisma akan tetap terjalin dengan cara pengeutaan Perpusdes yang berharap bisa dibantu oleh volunteer dari kampus yang berada di bekasi ini.

Rombongan juga menyampaikan rasa puasnya setelah seharian berada di Desa Sembungan. Mereka mengungkapkan betapa berharga pengalaman yang didapat, terutama dalam menggali potensi komunikasi pembangunan di daerah wisata. Selain itu, mereka merasa senang bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat, yang memberikan wawasan baru mengenai pengelolaan wisata berbasis masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.

Dalam kunjungan tersebut, mahasiswa juga memperoleh kesempatan untuk berdiskusi tentang strategi pengembangan kapasitas wilayah, yang menjadi bagian dari topik utama dalam mata kuliah Development Supporting Communication. Mereka belajar langsung dari masyarakat dan pengelola desa mengenai upaya meningkatkan daya tarik wisata dan memperkenalkan produk lokal, seperti Carica, yang menjadi ikon dari Dieng. Diskusi ini turut memperkaya perspektif mahasiswa tentang pentingnya kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor pendidikan dalam pembangunan wilayah.

Selain itu, kegiatan ini juga memberi mahasiswa kesempatan untuk mengasah keterampilan komunikasi interpersonal dan kelompok melalui berbagai kegiatan seperti observasi, diskusi, dan laporan. Mereka juga diberi ruang untuk mengeksplorasi berbagai hal di desa yang dingin ini ( taf)

Pos terkait