SEMARANG, Mercusuar.co — Suasana semarak menyelimuti Holy Stadium Semarang hari ini, saat ribuan kepala desa dari seluruh pelosok Jawa Tengah berbondong-bondong menghadiri Dialog Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Acara yang digelar oleh Kementerian Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia ini menjadi momentum strategis untuk mempercepat pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang pembentukan koperasi desa sebagai ujung tombak kebangkitan ekonomi rakyat.
Sejak pagi buta, gelombang kedatangan para kepala desa tampak tak henti mengalir. Dari Kabupaten Wonosobo, seluruh kepala desa hadir penuh semangat, termasuk rombongan dari Kecamatan Kejajar. Ketua Paguyuban Kepala Desa Kecamatan Kejajar, Joko Tri Sadono, menceritakan bagaimana ia bersama rekan-rekan kepala desa harus memulai perjalanan sejak pukul 03.30 dini hari. “Kami berangkat berombongan, menggunakan empat mobil pribadi. Meski harus menempuh perjalanan jauh, semangat kami tinggi karena ini adalah babak baru dalam penguatan ekonomi desa melalui Koperasi Merah Putih,” ungkapnya.
Acara dimulai dengan peluncuran resmi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih Jawa Tengah oleh Gubernur Jawa Tengah, yang dalam laporannya menegaskan kesiapan seluruh daerah untuk menyambut regulasi baru ini. Gubernur juga menyampaikan bahwa koperasi desa ini akan menjadi motor ekonomi yang berbasis gotong royong, mengintegrasikan sektor pangan, pertanian, UMKM, hingga pengelolaan sumber daya desa lainnya.
Menteri Koordinator Bidang Pangan yang memimpin dialog menyampaikan bahwa Koperasi Merah Putih bukan sekadar wadah ekonomi, melainkan instrumen strategis yang akan menghubungkan desa dengan pasar nasional bahkan global. “Ini bukan koperasi biasa. Kita ingin membangun koperasi desa yang kuat, modern, dan menjadi ujung tombak ketahanan pangan nasional,” tegasnya.
Dalam sesi dialog, para kepala desa diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasi, tantangan di lapangan, serta kesiapan mereka menyambut percepatan musyawarah desa khusus yang akan digelar dalam waktu dekat sebagai tindak lanjut pembentukan koperasi ini.
Kesiapan Wonosobo Sambut Regulasi Baru
Dari Kabupaten Wonosobo sendiri, antusiasme tampak begitu besar. Ketua Forum Kepala Desa se-Kabupaten Wonosobo, yang ikut hadir, menyatakan bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi internal pasca terbitnya Inpres No. 9 Tahun 2025. “Kami di Wonosobo siap. Rata-rata kepala desa sudah memahami arah kebijakan ini. Bahkan beberapa desa sudah mulai menyusun draft anggaran dasar dan rumah tangga koperasi yang akan disesuaikan dengan regulasi baru,” ujarnya.
Kecamatan Kejajar, yang dikenal sebagai wilayah pegunungan dengan kekuatan di sektor pertanian dan pariwisata, juga menyatakan kesiapan penuh. Joko Tri Sadono menyebut bahwa para kepala desa di Kejajar menyambut baik pembentukan koperasi ini sebagai peluang besar untuk memperkuat posisi tawar petani dan pelaku UMKM desa di pasar. “Kami ingin Koperasi Merah Putih ini menjadi koperasi yang bukan hanya aktif simpan pinjam, tapi juga bisa mengelola produksi, distribusi, hingga pemasaran hasil-hasil pertanian dan wisata kami, sehingga nilai tambahnya kembali ke desa,” tegasnya.
Ia juga menyebut bahwa para kepala desa di Kejajar siap melaksanakan musyawarah desa khusus dalam waktu dekat. “Begitu regulasi teknisnya turun, kami segera bergerak. Bahkan beberapa desa di Kejajar sudah mulai memetakan potensi unggulan yang bisa diintegrasikan ke dalam koperasi ini, seperti kopi, kentang, carica, dan jasa wisata alam,” tambah Joko.
Mendorong Akselerasi Ekonomi Desa
Acara yang berlangsung hingga sore ini ditutup dengan konferensi pers oleh Menko Bidang Pangan bersama jajaran menteri, gubernur, serta bupati/wali kota se-Jawa Tengah. Pesan utama yang disampaikan adalah pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendorong koperasi ini agar benar-benar menjadi pilar kemandirian ekonomi desa.
Dengan antusiasme yang luar biasa dari para kepala desa se-Jawa Tengah, khususnya dari Kabupaten Wonosobo, diharapkan Koperasi Merah Putih ini akan segera menjelma menjadi kekuatan baru yang mengakselerasi pembangunan ekonomi berbasis desa, yang kuat, mandiri, dan berkelanjutan.( Taf)