MERCUSUAR.CO, Sleman – Guguran awan panas Merapi dengan arah luncuran ke tenggara terjadi semakin intens dalam beberapa hari terakhir.
Sepanjang Rabu, 30 Juni 2021, gunung yang terletak di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu mengalami 17 kali awan panas guguran.
Tercatat, 11 luncuran mengarah ke tenggara, dan lainnya menuju sisi barat lereng Merapi.
Saat kejadian, angin dilaporkan dominan berembus ke barat.
Berikutnya, pada Kamis, 1 Juli 2021 dini hari hingga pagi, awan panas kembali terpantau ke tenggara masing-masing pukul 01.44, 01.52, dan 07.35 WIB.
Jarak luncurnya maksimal 1 km. Pada pukul 06.39 WIB, Merapi juga mengalami guguran ke barat daya sejauh 1,3 km.
“Jarak luncur awan panas masih dalam jarak prakiraan potensi bahaya erupsi. Sehingga tingkat aktivitasnya masih dalam level Siaga,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, Kamis, 1 Juli 2021.
Seiring guguran awan panas yang intens ke arah tenggara, per 25 Juni 2021, BPPTKG memperbarui rekomendasi potensi bahaya erupsi.
Sebelumnya, ancaman bahaya ke tenggara diperkirakan hanya mengarah ke Sungai Gendol sejauh 3 km dari puncak Merapi.
Namun kini diperluas hingga Sungai Woro sejauh 3 km. Selain itu, potensi aliran lava dan awan panas yang meluncur ke Gendol juga diperpanjang menjadi 5 km.
“Aktivitas guguran dan awan panas meningkat sejak pertengahan Juni. Kami minta masyarakat selalu meningkatkan kesiapsiagaan,” ujar Hanik.
Hingga saat ini, aktivitas Merapi terpantau masih tinggi. Erupsi efusif ini ditandai dengan munculnya kubah lava, dan kejadian guguran lava serta awan panas.
Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Sleman Joko Lelono mengatakan, penduduk yang bermukim di lereng sisi tenggara Merapi sudah diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan.
Beberapa daerah yang rawan antara lain Dusun Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, dan Srunen di Kalurahan Glagaharjo, Cangkringan.
“Sampai saat ini tidak ada warga yang mengungsi. Namun jika sewaktu-waktu butuh evakuasi, semua barak sudah siap,” ucapnya.
Pihak BPBD Sleman telah menyiapkan 12 barak yang siap diaktivasi kapan pun, ditambah 22 barak milik pemerintah kalurahan.
Sesuai rekontingensi, evakuasi warga Kalitengah Lor ditempatkan di empat lokasi yakni balai kalurahan, Lapangan Glagaharjo, SD Muh Cepitsari, dan panti asuhan Al Hikmah.
Pengungsian bagi warga Kalitengah Kidul disiapkan di barak Gayam, SD Bronggang, dan SMP Sunan Kalijaga, sedangkan lokasi evakuasi penduduk Srunen ada di SDN Pencar 2, dan SDN Tamanmartani.