Gunung Merapi: 16 Kali Guguran Lava dalam Sehari, Tetap di Status Siaga”

Ilustrasi - Gunung Merapi meluncurkan lava pijar dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (25/4/2021). dok
Ilustrasi - Gunung Merapi meluncurkan lava pijar dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (25/4/2021). dok

MERCUSUAR.CO, Yogyakarta – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menginformasikan bahwa pada hari Kamis, Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melepaskan guguran lava sebanyak 16 kali, dengan jarak luncur maksimum mencapai 1,5 kilometer.

Agus Budi Santoso, Kepala BPPTKG Yogyakarta, menjelaskan bahwa pengamatan dari pukul 00.00 hingga 06.00 WIB menunjukkan bahwa guguran lava tersebut menuju ke arah Kali Bebeng.

Bacaan Lainnya

“Teramati 16 kali guguran lava ke arah barat (Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter,” katanya.

Selama periode pengamatan tersebut, Gunung Merapi mengalami 25 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-17 mm, rentang waktu antara 26,12 hingga 143,4 detik, serta 78 kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-12 mm, rentang waktu antara 5,52 hingga 11,68 detik.

Asap kawah Gunung Merapi pada puncaknya teramati berwarna putih dengan tebal dan intensitas tinggi, mencapai ketinggian 75 meter di atas puncak kawah.

Dalam pengamatan pada hari Rabu (15/11) dari pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, Gunung Merapi juga mencatat lima kali melepaskan guguran lava ke arah Kali Bebeng, dengan jarak luncur maksimum mencapai 1.000 meter.

“Terdengar satu kali suara guguran dari Pos Babadan dengan intensitas suara kecil,” kata Agus.

Menurut analisis BPPTKG untuk periode 3-9 November 2023, terdapat sedikit perubahan dalam morfologi kubah barat daya Gunung Merapi yang dapat disimak akibat aktivitas guguran lava. Sementara itu, untuk kubah tengah, tidak teramati perubahan yang signifikan.

Berdasarkan analisis foto udara yang diambil pada tanggal 28 September 2023, volume kubah barat daya terukur mencapai 3.097.700 meter kubik, sedangkan volume kubah tengah sebesar 2.358.500 meter kubik.

Meskipun demikian, BPPTKG tetap mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga, yang telah ditetapkan sejak November 2020. Potensi bahaya yang dapat timbul dari aktivitas guguran lava dan awan panas guguran mencakup dampak ke Kali Woro hingga sejauh tiga kilometer dari puncak, Kali Gendol hingga sejauh lima kilometer dari puncak, Kali Boyong hingga sejauh lima kilometer dari puncak, serta Kali Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga sejauh tujuh kilometer dari puncak.

Dalam skenario erupsi eksplosif, BPPTKG memperingatkan bahwa material vulkanik yang dilepaskan dari Gunung Merapi dapat mencapai area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung. (*)

Pos terkait