MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Semakin mendekati hari raya Idul Fitri 2024, gamis shimmer atau berkilauan menjadi sorotan utama di kalangan perempuan muslim. Tren ini mencuat di platform media sosial TikTok, di mana gamis shimmer menjadi baju Lebaran pilihan banyak orang. Bahkan, beberapa pengguna media sosial bercanda bahwa Idul Fitri tahun ini akan menjadi momen yang sangat menyilaukan karena banyaknya perempuan yang memilih memakai pakaian bernuansa shimmer.
Nadira, seorang pedagang baju di Thamrin City, pusat perbelanjaan mode terkenal di Jakarta, mengungkapkan bahwa gamis dengan bahan shimmer sangat diminati tahun ini. Bahan shimmer memiliki karakteristik yang mewah dengan kain glossy yang memberikan efek metalik shining. Selain itu, bahan ini juga nyaman dipakai, adem, dan tidak menerawang ketika dikenakan.
Namun, apakah gamis shimmer benar-benar akan menjadi tren baju Lebaran 2024? Desainer merek Rengganis dan Indische, Riri Rengganis, mengungkapkan bahwa tren baju muslim untuk Lebaran 2024 tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Mayoritas gamis bermotif full atas sampai bawah dengan menggunakan digital printing dan bahan yang halus serta licin.
Meskipun demikian, menurut Riri, setiap desainer modest wear biasanya tetap mempertahankan ciri khas mereka masing-masing. Misalnya, jika tahun lalu menggunakan sifon berbordir, maka kemungkinan besar tahun ini pun akan tetap menggunakan bahan tersebut.
Riri juga menyoroti bahwa gamis shimmer sebenarnya sudah hadir sejak tahun sebelumnya. Namun, tren ini mungkin lebih ramai dibicarakan pada tahun ini, terutama di kalangan pengguna TikTok dan Generasi Z yang cenderung mencari barang dengan harga terjangkau.
Di sisi lain, meskipun gamis shimmer mendapatkan sorotan di media sosial, peragaan busana dari berbagai desainer selama bulan Ramadhan, seperti Muffest Media Viewing atau Indonesia Fashion Week (IFW), tidak menunjukkan tren yang signifikan terhadap gamis shimmer.
Riri menyampaikan bahwa media sosial memang memiliki pengaruh yang besar terhadap gaya berpakaian seseorang, terutama menjelang hari raya Idul Fitri. Namun, masyarakat umum mungkin lebih terpengaruh dengan tren yang viral di media sosial daripada tren yang ditawarkan oleh desainer terkenal.