MERCUSUAR.CO, Jakarta – Analisis tren pariwisata mengungkapkan bahwa fenomena “revenge tourism” telah mengalami penurunan sejak pandemi COVID-19. Hal ini terungkap dalam pameran pariwisata terbesar dunia, Internationale Tourismus-Borse (ITB) Berlin, yang berlangsung pada 5 hingga 7 Maret 2024 di Berlin Expo Center, Messe Berlin.
Indonesia, melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), turut serta dalam pameran tersebut. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo memimpin delegasi “Wonderful Indonesia”, yang kali ini berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Menparekraf Sandiaga Uno menjelaskan bahwa insight dari ITB Berlin menunjukkan penurunan drastis fenomena “revenge travel” tahun ini. Fenomena ini tidak lagi terlihat seperti pada tahun-tahun sebelumnya, yang dipicu oleh pandemi pada tahun 2022-2023. Sandiaga juga menyoroti isu-isu geopolitik, ekonomi, inflasi, dan kelangkaan bahan pangan, yang diharapkan selesai pada tahun 2025.
Insight lain dari ITB Berlin mengenai masa depan pariwisata antara lain menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan global merencanakan perjalanan mereka secara digital. Media sosial, seperti YouTube, word of mouth, dan Instagram, menjadi sumber inspirasi utama dalam mencari informasi tentang destinasi wisata.
Sandiaga juga menyoroti potensi pasar pariwisata China yang besar, dengan prediksi bahwa 100 juta warga China siap untuk melakukan perjalanan jarak jauh pada tahun 2024. Namun, tantangan bagi Indonesia adalah kebijakan visa yang belum terbuka dan kurangnya penerbangan langsung.
Tren wisata masa depan juga menunjukkan peningkatan minat dalam wisata kuliner, kegiatan sightseeing, dan liburan di pantai. Asia juga diprediksi akan menjadi tujuan wisata yang semakin diminati, dengan minat terhadap aktivitas luar ruangan dan perjalanan lokal yang meningkat.