MERCUSUAR.CO, Semarang – DPRD Kota Semarang mendorong optimalisasi kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) agar dapat menjadi penggerak perekonomian dan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Ketua DPRD Kota Semarang Kadarlusman mengatakan pihaknya sangat mendukung dengan optimalisasi kinerja BUMD dan BLUD yang diharapan dapat memberikan pendapatan PAD.
“Kami ingin BUMD Kota Semarang dikelola secara professional dan mampu berkembang sehingga diharapkan bisa menjadi penggerak perekonomian di wilayah Kota Semarang serta berkontribusi untuk PAD,” ujar Pilus panggilan akrab Kadarlusman dalam Dialog Prime Topic yang digelar di Lobby Gets Hotel Semarang, Senin (14/8).
Dialog yang mengusung tema ‘Optimalisasi Kinerja Dan Layanan BUMD & BLUD Kota Semarang’ yang dipandu oleh moderator Advianto Prasetyobudi dari MNC Trijaya FM Semarang itu, selain menghadirkan nara sumber Ketua DPRD Kota Semarang Kadarlusman, juga Kabid Perencaan Perekonomian Bappeda Kota Semarang M Luthfi Eko Nugroho ST MT dan Dosen FEB Undip Semarang Prof Harjum Muharam.
Menurut Pilus, dengan upaya perbaikan kinerja hingga masuk kategori sehat diharapkan BUMD memilki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional dan mampu menghasil laba hingga pemberian dividen untuk Pemkot Semarang.
“Harus fokus digarap hingga BUMD memiliki segmen yang jelas, Jangan dengan pola Holdingisasi yang tidak spesifik akan merepotkan dalam pengelolaan, karena BUMD memiliki potensi kontribusi pendapatan. Ini penting. Bahkan kami telah berupaya ikut melakukan penataan BUMD,” tuturnya.
Pilus menambahkan, Holdingisasi harus spesifik, semua perusahan BUMD bergerak di bidang yang sama. Misalnya pariwisata satu Holdingsasi, begitu juga transportasi, perbankan, manufaktur dan lainnya.
“Sekarang ini Holdingisasi mengelola BUMD yang bergerak di bidang aneka ragam seperti PT Bhumi Pandanaran Sejahtera (BPS) akan mengalami kesulitan dalam pengelolaan, pengawasan dan lainnya kepada BUMD dibawahnya,” ujar Pilus.
Holdingisasi, tutur Pulus, harus spesifik agar semakin fokus dalam pengelolaan, mengingat sumber daya manusia (SDM) juga ahli dibidangnya hingga diharapkan BUMD dibawahnya akan semakin berkembang.
Dia menuturkan, upaya yang dilakukan DPRD di antaranya terus mendorong pola Holdingisasi yang spesifik. Bahkan Bhumi Pandanaran Sejahtera (BPS) yang merupakan Holdingsasi perlu dikaji lagi, karena tidak fokus dalam pengelolaan BUMD dibawahnya yang bergerak di berbagai sektor.
Selain itu, lanjutnya, BUMD perlu melakukan inovasi dengan memanfaatkan teknologi informasi, dan melakukan diversifikasi usaha guna menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat baik demestik maupun internasional.
Kontribusi BUMD milik Pemkot Semarang dalam peningkatan perekonomian daerah belum berjalan optimal. BUMD yang seharusnya menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah belum menjadikan suatu daerah mandiri secara fiskal.
Sementara itu, Kabid Perencaan Perekonomian Bappeda Kota Semarang M Luthfi Eko Nugroho ST MT sepakat dengan Pilus Badan Pandanaran Semarang (BPS) yang merupakan Holdingsasi perlu dikaji ulang agar lebih fokus.
Dia mengakui BUMD di bawang naungan Pemkot Semarang belum sepenuhnya kinerjanya menunjukan trend positif, meski telah mampu mengurangi ketergantungan dana transfer dari pemerintah.
Luthfi mengatakan Holdingisasi yang spesifik sangat tepat agar pengelolaan dapat fokus, karena sebenarnya BUMD adalah perusahaan mesin mencetak uang atau laba, namun ada fungsi lain yaitu menggerakan perekonomian yang memiliki efek positif lebih luas.
“Holdingasasi PT BPS memang perlu dikaji, karena pengelolaannya membidang BUMD yang usahanya beraneka ragam, hingga tidak akan mungkin bisa fokus. Seorang direktur Holdingisasi tidak memungkinkan harus dapat memahami pengelolaan diberbagai sektor misalnya harus menguasai perusahaan percetakan, rumah pemotongan hewan (RPH), pariwisata dan lainya,” tutur Luthfi.
Selama ini, lanjutnya, BUMD yang memberikan kontribusi terbesar masih didominasi keuangan (Perbankan), seperti Bank Jateng, BPR/BKK dan PD Bank Pasar. Pemkot Semarang merupakan salah satu pemegang saham di Bank Jateng.
Luthfi menambahkan, pihak akan memperkuat BUMD dengan melakukan berbagai perubahan hingga diharapkan mampu mengalami kinerja lebih baik sesuai yang diharapkan. Sementera untuk BLUB akan dibernahi secara perlahan.
Kinerja BLUB Kota Semarang yang sudah menunjukkan trend kinerja positif di antaranya PDAM dan RSUD, sedangkan lainnya, seperti Trans Semarang dan lainnya masih membutuhkan subsidi.
Dosen FEB Undip Semarang Prof Harjum Muharam mengatakan BUMD harus dikelola secara profesional dan kinerjanya juga harus masuk kategori sehat. Selain itu pengelolaan BUMD juga dapat meliat peluang pasar yang dapat dimanfaatkan.
“BUMD perlu melakukan inovasi dengan memanfaatkan teknologi informasi, dan melakukan diversifikasi usaha guna menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat. Misalnya PDAM selain melayani air bersih kebutuhan masyarakat, juga bisa inovasi menjual air kemasan atau suplai kebutuhan industri,” ujar Harjum.
Menurutnya, banyak peluang pasar yang dapat digarap BUMD di sektor sumber daya alam seperti air bersih. PDAM bisa menggarapkan pasokan air untuk kebutuhan industri, perhotelan, bahkan pelabuhan, selian ikut memasok air untuk kebutuhan industri air mineral.