MERCUSUAR.CO, Sukoharjo – Keberadaan Desa Kenokorejo di Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, memiliki perjalanan sejarahnya yang tak terpisahkan dari pemikiran luar biasa Demang Reksoko, seorang tokoh masyarakat yang memainkan peran kunci dalam terbentuknya desa ini. Cerita ini telah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Pada masa lalu, wilayah Kenokorejo diidentifikasi sebagai lahan yang tandus dan sebagian besar bergantung pada pola pertanian tadah hujan. Kondisi ini menyebabkan kelangkaan pangan pada masa penjajahan Jepang, ketika penduduk setempat menderita karena penerapan sistem kerja paksa romusha.
Warga bekerja dari pagi hingga malam, dan sejumlah besar di antaranya bahkan kehilangan nyawa akibat tekanan yang dilakukan oleh penjajah Jepang.
“Ketika itu, Desa Grogol menjadi nama yang diberikan masyarakat pada masa penjajahan Kolonial Belanda hingga Jepang. Demang Reksoko memimpin Desa Grogol,” ungkap Kepala Desa Kenokorejo, Hendri Purnomo.
Demang Reksoko mengusulkan implementasi romusha di Desa Grogol untuk membendung Sungai Ranjing, dengan tujuan membangun bendungan yang dapat mengairi lahan pertanian yang kekurangan pasokan udara.
Melalui perundingan dengan pihak Jepang, Demang Reksoko meyakinkan mereka untuk menyetujui proyek bendungan tersebut.
Ratusan warga kemudian secara gigih bekerja tanpa henti, dari pagi hingga malam, untuk membangun bendungan tersebut. Beberapa bulan setelahnya, pembangunan bendungan selesai dan segera difungsikan untuk mengairi lahan pertanian.
Air mengalir melimpah ke sawah-sawah petani, mengakhiri kesulitan mereka dalam mendapatkan pasokan udara untuk pertanian. Petani kini dapat memanen padi setiap empat bulan, mendapatkan penghasilan besar dan menciptakan kemakmuran di Desa Grogol.
“Dengan tanah yang subur dan ekonomi yang meningkat, nama Desa Grogol diubah menjadi Desa Keno Raharjo. Keno bermakna keinginan, sedangkan raharjo berarti digawe rejo atau makmur. Sebagai penyederhanaan, desa ini kemudian dinamai Kenokorejo,” jelas Hendri Purnomo.
Cerita mengenai sejarah ini berasal dari para sesepuh dan tetap menjadi inti dari identitas Desa Kenokorejo. Hingga saat ini, sebagian besar penduduk desa mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian utama, menjadikan perjalanan sejarah ini sebagai landasan keinginan dan keberhasilan masyarakat setempat.