Desa Joho Prambanan Jadi Desa Tangguh Bencana

medium 165312 8635 pembentukandesatangguhbenca20220314165312

MERCUSUAR.CO, Klaten – Pemerintah Kabupaten Klaten telah menetapkan 18 desa di wilayah Klaten menjadi desa tangguh bencana. Pembentukan desa tangguh bencana ini difasilitasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten dalam rangka mencegah sedini mungkin potensi kerusakan dan korban jiwa ketika terjadi bencana secara mandiri.

Desa Joho Kecamatan Prambanan merupakan salah satu dari 18 desa yang telah ditetapkan menjadi desa tangguh bencana. Dipilihnya desa Joho karena Joho merupakan desa yang dekat dengan Merapi sekaligus sebagai Desa Paseduluran Merapi yakni untuk tempat pengungsi dari warga Desa Talun Kecamatan Kemalang ketika terjadi bahaya Merapi.

“ Desa Joho ini kan dekat dengan Merapi sehingga menjadi salah satu desa persaudaraan dengan desa Talun Kemalang. Sehingga kita bangun kesiapan masyarakatnya baik itu pemahamannya maupun perilaku dalam menghadapi bencana,” kata Sri Winoto Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Senin (14/2/2022)

Dalam hal ini BPBD Klaten memfasilitasi pemerintah desa untuk kesiapsiagaan. Mulai dari pembentukan relawan, melakukan pemetaan ancaman potensi bencana, menyusun rencana penanggulangan bencana hingga kontijensi sesuai dengan ancaman bencana di masing – masing desa.

“ Kita ingin membangun kesiapsiagaan masyarakat baik itu pemahamannya maupun perilaku dalam menghadapi bencana,” jelas Sri Winoto.

Melalui kegiatan fasilitasi Desa Tangguh Bencana ini desa – desa akan semakin memahami dalam penanganan bencana yang kondisinya dapat ditangani oleh relawan desa setempat.

Dari 401 desa/kelurahan di Klaten sampai saat ini baru 18 desa yang kini menjadi Desa Tangguh Bencana. Berdasarkan data dari BPBD Klaten 18 desa yang sudah ditetapkan menjadi desa tangguh bencana adalah  Desa Sidorejo, Tegalmulyo, Balerante, Pacing, Bawak, Balak, Rejoso, Sengon, Ngandong, Paseban, Kragilan, Towangsan, Somopuro, Mlese kemudian ditambah Desa Joho, Karanganom, Kuoang dan Desa Karanglo. Sebagian besar desa yang ditetapkan tersebut masuk dalam kawasan rawan bencana mulai dari banjir, tanah bergerak, angin ribut hingga erupsi Gunung Merapi. (fen)

Pos terkait