47,5 Kg Daging Glonggongan Dimusnahkan

daging glonggongan

MERCUSUAR.CO, Salatiga – Tim Operasi Ketertiban Non-Yustisi Pemkot Salatiga, kembali menemukan puluhan kilogram daging dengan kadar air hampir 90 persen, yang diduga daging glonggongan, di Pasaraya II Salatiga. Daging tak layak konsumsi tersebut diduga kuat dari Ampel Boyolali, dan sengaja dijual untuk mencari keuntungan saat Ramadan atau menjelang Idul Fitri, ketika kebutuhan daging meningkat.  

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Salatiga, Nunuk Dartini SPd MPd yang terjun langsung mengikuti operasi mengatakan, berdasarkan pemeriksaan petugas, kadar air daging tersebut hampir mencapai 90 persen. ”Daging tak layak konsumsi tersebut langsung disita dan dimusnahkan di halaman belakang Rumah Pemotongan Hewan Salatiga,” kata Nunuk, kemarin.

Dijelaskannya, selama Ramadan dan menjelang Lebaran pihaknya terus melakukan pemantau dan memberikan edukasi, serta pembinaan kepada pedagang daging yang berjualan di sejumlah tempat. Termasuk di antaranya Pasar Raya II Salatiga, yang selama ini menjadi pusat perdagangan daging di Kota Salatiga. Di tempat itu sejumlah pedagang ada yang memasok daging dari luar kota.

”Target kami adalah Kota Salatiga bebas dari daging glonggong dalam rangka keamanan pangan asal hewan, yang akan dikonsumsi masyarakat. Kami punya moto mengonsumsi daging yang aman, sehat, utuh dan halal (Asuh),” jelas Nunuk.

Sementara itu Kabid Penegakan Satpol PP Andi Priantoro SH mengatakan, tim operasi ketertiban meliputi Dinas Pangan dan Pertanian, Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan, Bagian Hukum, dan Satpol PP. Sasaran adalan Pasar Pagi di Pasaraya II, los daging Pasaraya II, dan para pemasok daging yang masuk mulai dinihari di Kota Salatiga.

Daging yang ditemukan tidak layak konsumsi diketahui berasal dari Ampel Boyolali. Jumlah daging yang disita 47,5 kg dan langsung disita serta dimusnahkan. Sebelumnya petugas juga telah mendapatkan pedagang yang menjual daging dengan kadar air yang tinggi, namun baru sebatas peringatan bagi pedagang.

Pos terkait