MERCUSUAR.CO, Yogyakarta – Berbagai cara dilakukan Satgas Covid-19 Yogyakarta untuk mengantisipasi kerumunan di Malioboro.
Selain pembatasan akses, mematikan lampu taman di sepanjang kawasan wisata itu juga dilakukan untuk menghalau kerumunan.
“Tujuannya supaya orang-orang tidak nongkrong, atau melakukan kegiatan yang tidak perlu. Di sepanjang jalan Malioboro juga rutin kita lakukan penyemprotan,” kata Ketua Harian Satgas Covid-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi, Senin (5/7).
Nantinya, tidak hanya Malioboro yang menjadi sasaran pemadaman lampu penerangan umum tapi juga titik-titik lain yang kerap dijadikan tongkrongan anak muda.
“Upaya ini sifatnya dinamis, merespon perkembangan kondisi. Kalau banyak orang, ya dilakukan penyekatan. Jika digunakan nongkrong, ya lampu dimatikan,” tukasnya.
Menurut Heroe, penutupan dan pembatasan akses di Malioboro dapat menjadi simbol ketaatan warga terhadap ketentuan PPKM Darurat. Selanjutnya, langkah penertiban diterapkan di tempat-tempat lain.
Diakuinya pada hari pertama pelaksanaan PPKM Darurat masih ditemukan kerumunan warga namun langsung dibubarkan oleh petugas.
Lain halnya pantauan di Alun-alun Utara yang merupakan salah satu titik rawan keramaian. Sejak awal di kawasan itu tidak dijumpai orang nongkrong karena dijaga oleh Satgas kota dan kemantren.
Sementara itu untuk langkah penyekatan, diterapkan di sejumlah ruas jalan utama seperti Jalan Solo, Jalan Magelang, Wirobrajan, dan Jalan Parangtritis.
“Sekat ini tujuannya menapis kendaraan dari luar kota yg akan masuk ke Jogja. Setidaknya harus menunjukkan kartu vaksinasi, antigen/PCR yang masih berlaku, KTP, dan menjelaskan maksud kedatangan,” kata Heroe.
Penyekatan ini diharapkan mampu meredam mobilitas warga.