Bahagianya Jamaah Puncak Resepsi 1 Abad NU, Menerima Ijazah Manaqib Qodiriyah al-Aliyah dari Syekh Muhammad Fadhil al-Jailani

img 20230207 wa0004 1675713010

Mercusuar.co, Sidoarjo – Kegiatan manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani diikuti oleh ribuan jamaah Puncak Resepsi Satu Abad NU yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka sudah memadati area Stadion Delta Sidoarjo sejak Senin (6/2/2023) malam.

Mereka menerima ijazah manaqib qodiriyah al-Aliyah dari Syekh Muhammad Fadhil al-Jailani saat kegiatan Manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani.

Bacaan Lainnya

Taufik, jamaah asal Madura berangkat ke tempat acara Puncak Resepsi 1 Abad NU seorang diri. Dia mengaku sengaja datang pada acara ritual keagamaan sekadar ngalap berkah kiai-kiai NU.

“Saya merasa bahagia karena mendapatkan kesempatan menerima ijazah ini. Terima kasih NU sudah memberikan kesempatan bertemu dengan zuriat wali Allah,” ucapnya, dikutip dari NU online, Selasa (7/2/2023).

“Selain untuk menerima ijazah, saya di sini mau ngalap berkah kiai,” tambahnya.

Syekh Muhammad Fadhil al-Jailani merupakan cucu ke-25 Syekh Abdul Qodir Jailani, seorang ulama, sufi, dan pendiri thariqah qadiriyah yang hidup sekitar tahun 1077-1166 masehi. 

Sebelum mengijazahkan amalan, Syekh Fadhil terlebih dahulu memberikan mauidzah hasanah kepada jamaah dan memimpin dzikir bersama. Tarekat qadiriyah merupakan sebuah tarekat sufi yang didirikan oleh Syekh Abdul Qodir al-Jailani yang berkembang sejak abad ke-13, namun baru dikenal dunia pada abad ke-15 masehi.

Tarekat ini berkembang dan berpusat di Irak dan Suriah, kemudian diikuti oleh umat Islam lainnya yang tersebar di Yaman, Turki, Mesir, India, Afrika, negara-negara Asia termasuk Indonesia. 

Syekh Abdul Qodir al-Jailani adalah urutan ke-19 dari mata rantai emas mursyid tarekat qadiriyah. Garis diketahui berasal dari Ali bin Abi Thalib, Al-Husain, Ali Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja’far ash-Shadiq, Musa al-Kadzim, Ali ar-Ridha, kemudian melalui Ma’ruf al-Karkhi, Abul Hasan Sarri as-Saqati, Junaid al-Baghdadi, Abu Bakar as-Syibli, Abul Fadli Abdul Wahid at-Tamimi, Abul Faraj at-Tartusi, Abul Hasan Ali al-Hakkari, Abu Sa’id Mubarak al-Makhzumi, dan Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qodir al-Jailani.

Dalam tradisi NU, tarekat dikenal sebagai perjalanan seorang salik (pengikut tarekat) menuju Tuhan dengan cara menyucikan diri atau perjalanan yang harus ditempuh oleh seseorang untuk dapat mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Tuhan. 

Pada kegiatan ritual keagamaan Puncak Resepsi 1 Abad NU, jamaah NU yang berasal dari seluruh daerah tersebut nampak khidmat dan khusyu mengikuti kalimat yang diucapkan Syekh Muhammad Fadhil al-Jailani. Para jamaah juga terlihat begitu terharu karena mendapat kesempatan menerima langsung ijazah dari cucu waliyullah.

Sampai sebelum fajar, ribuan jamaah resepsi satu abad NU masih mengikuti kegiatan ritual keagamaan yakni ijazah dari KHR Azaim Ibrahimy.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan kegiatan ijazah kubro oleh Al-Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, shalat subuh berjamaah dan Sholawat oleh Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf.(dj)

Pos terkait