Ancaman Resesi 2023

057545300 1409568214 inflasi 20140901 Johan
kenaikan inflasi 2023

MERCUSUAR.CO, Internasional – Diperkirakan tahun 2023 ini sepertiga Perekonomian dunia akan menghadapi ancaman resesi. “tahun ini akan lebih sulit dari tahun sebelumnya karena perekonomian Amerika Serikat, China dan Uni Eropa melambat dan kami memperkirakan sepertiga perekonomian dunia akan mengalami resesi. Hal Ini dikarenakan kenaikan suku bunga ,kenaikan harga komoditas bahan baku industri, pangan, energi, inflasi dll.”

berikut adalah pernyataan dari Direktur pelaksana International Monetery Fund, Kristalina Giorgieva

Konten.

keadaan global (konflik & Pandemi ) yang tidak stabil beberapa tahun lalu menjadi salah satu faktor dari ketidakstabilan ini. Meski pandemi covid-19 telah berakhir dan banyak negara sudah melonggarkan aturan untuk warganya bebas berakivitas dan perekonomian mulai berjalan normal, namun dampaknya masih terasa hingga saat ini akibat pembatan ekonomi selama pandemi berlangsung.

Perang Russia-Ukraina juga menjadi salah satu penyebab terjadinya resesi global. Perang tersebut telah menyebabkan PDB dunia menghilang hingga $US 2,8 triliun

. Perang ini telah mengganggu distribusi pasokan global terutama dalam sektor pangan dan energi sehingga menimbulkan laju krisis inflasi semakin cepat.

laju Inflasi dan kenaikan harga pangan, energi, dan komoditas industri yang tinggi telah mengkhawatirkan banyak negara, termasuk Indonesia. Menurut laporan dari Trading Economics pada september 2022 ada beberapa negara yang terkena inflasi tinggi. Zimbabwe menjadi negara dengan tingkat inflasi tinggi di dunia dengan inflasi sebesar 280%, kemudian diikuti oleh lebanon dengan inflasi sebesar 162%, Suriah 139%, Sudan 125%, dan Venezuela 114%. Selain itu, menurut world economic outlook, International monetery fund (IMF) oktober 2022, memproyeksikan laju inflasi global 2022 mencapai 8,8 % dan akan menurun pada 2023 menjadi 6,5%.

Resesi global ini tentu memiliki dampak serius terhadap dunia perekonomian. Aktivitas ekonomi akan mengalami penurunan seperti lapangan pekerjaan, investasi, ekspor-impor, daya beli masyrakat, dan keuntungan perusahaan. Perlambatan ekonomi ini mengakibatkan perusahaan mengurangi kapasitas produksinya, hal ini dikarenakan daya beli masyrakat yang menurun sehingga akan berdampak pada pemasukan perusahaan, yang kemudian akan sering terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). Resesi juga menyebabkan ekonomi menjadi sulit. Daya beli masyrakat menurun, karena naiknya harga kebutuhan ditambah lagi pendapatan masyrakat menurun akibat (PHK) atau pemotongan upah, sehingga masyrakat tidak bisa membeli barang kebutuhan dengan normal.

Indonesia terdampak mengalami 0,19% kenaikan inflasi menjadi 5,47% dalam year on year (yoy), hal ini dikutip dalam web kemetrian keuangan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ancaman resesi global merupakan tantangan yang berat bagi Indonesia ditengah ketidakstabilan geopolitik yang menyebabkan ekspor-impor terganggu, yang kemudian berdampak pada perekonomian domestik. Selain itu beliau juga mengatakan perubahan iklim juga menjadi tantangan dunia yang sangat memengaruhi financial negara dan kesejahteraan rakyat.

Pos terkait