5 Kerajaan Islam yang Pernah Berdiri di Indonesia

Ilustrasi Kerajaan Samudra Pasai
Ilustrasi Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Gowa-Tallo

Kerajaan di Sulawesi Selatan ini awalnya terbagi menjadi dua, yaitu Gowa dan Tallo, namun kemudian bersatu. Raja Gowa, Daeng Manrabia, bergelar Sultan Alauddin, sementara Raja Tallo, Karaeng Mantoaya, bergelar Sultan Abdullah dan menjabat sebagai perdana menteri.

Dengan pusat pemerintahan di Makassar, Kerajaan Gowa dan Tallo sering dikenal sebagai Kerajaan Makassar. Letak strategisnya di antara wilayah barat dan timur Nusantara menjadikan kerajaan ini sebagai pusat perdagangan utama untuk memasuki Indonesia Timur yang kaya rempah-rempah.

Kerajaan Makassar memiliki pelaut-pelaut handal, terutama dari daerah Bugis, yang memperkuat pertahanan laut Makassar. Salah satu raja terkemuka dari Kerajaan Gowa-Tallo adalah Sultan Hasanuddin (1653-1669).

Kehidupan masyarakat di Kerajaan Makassar sangat dipengaruhi oleh hukum Islam.

Kerajaan Ternate dan Tidore

Kerajaan Ternate, yang didirikan pada abad ke-13 di bawah pemerintahan raja Zainal Abidin (1486-1500), memiliki asal usul seorang murid dari Sunan Giri di Kerajaan Demak. Di pulau yang berbeda, Kerajaan Tidore juga berdiri dengan Sultan Mansur sebagai rajanya.

Kedua kerajaan yang terletak di Indonesia Timur menjadi daya tarik bagi para pedagang karena kekayaan rempah-rempah di Maluku. Pertumbuhan pesat Kerajaan Ternate terjadi berkat hasil rempah-rempah, terutama cengkeh.

Sebelum kedatangan Portugis dan Spanyol di tanah Maluku, Ternate dan Tidore hidup berdampingan secara damai. Namun, hubungan mereka menjadi tegang setelah kedatangan Portugis yang melakukan tindakan adu domba.

Dampaknya, terjadi persaingan antara kedua kerajaan. Portugis menjadikan Ternate sekutunya dengan mendirikan benteng Sao Paulo, sementara Spanyol menjadikan Tidore sekutunya.

Intrik yang dilakukan oleh kedua bangsa Eropa ini memicu konflik berkelanjutan antara Tidore dan Ternate. Keduanya berusaha memonopoli sumber daya alam dari kedua kerajaan tersebut.

Selain merampas rempah-rempah, bangsa Eropa juga berupaya menyebarkan agama mereka. Sultan Khairun (1550-1570) dari Ternate menantang usaha tersebut, menyadari bahwa mereka telah diadu domba.

Akhirnya, hubungan kedua kerajaan membaik, dan Sultan Khairun digantikan oleh Sultan Baabullah (1570-1583). Pada masa pemerintahannya, Portugis berhasil diusir dari Ternate dengan bantuan Sultan Tidore. Sultan Khairun juga berhasil memperluas wilayah kekuasaan Ternate hingga ke Filipina.

Sementara itu, Kerajaan Tidore mengalami kemajuan di bawah pemerintahan Sultan Nuku. Sultan Nuku berhasil memperluas pengaruh Tidore hingga ke Halmahera, Seram, Kai di selatan, dan Misol di Papua (dulu dikenal sebagai Irian).

Pos terkait