MERCUSUAR.CO, Magelang – Petani cabai di wilayah Desa Ngendrokilo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang mengkhawatirkan terjadi gagal panen akibat cuaca yang tidak menentu dalam beberapa hari terakhir.
Terlebih dalam sepekan yang lalu wilayah tersebut diguyur hujan yang bertepatan dengan masa panen.
Seperti diungkapkan Rif’atun, salah satu petani cabai di Dusun Simpir Jurang, Ngendrokilo Kaliangkrik bahwa, hujan yang terus mengguyur dengan intensitas sedang hingga tinggi dapat merusak hasil panen cabai.
Ia pun khawatir gagal panen, karena banyak cabai yang busuk dan layu.
“Cuaca yang tidak menentu dapat merusak kualitas cabai, bisa layu dan busuk. Tentu saya khawatir panen kali ini bisa gagal,” ujarnya di sawahnya, Senin (9/8).
Kekhawatiran bertambah ketika kondisi harga cabai saat ini yang juga tidak menentu. Naik turun harga di pasaran membuat para petani resah gelisah.
“Apalagi kalau sebenarnya kualitas cabai bagus dan segar, tapi harganya sedang murah. Jika masa panen mengikuti kenaikan harga pasaran justru akan menimbulkan banyak kerugian. Cabai yang seharusnya dipanen jika tidak dipanen sesuai tanggal akan terlalu matang dan busuk,” katanya.
Wanita yang juga memiliki usaha dagang ini mengutarakan, ia harus mengatur betul waktu panennya.
Setiap Pahing dan Kliwon menurut kalender Jawa ia memanen cabainya dengan dibantu suami dan anak laki-lakinya, Zaenal.
“Saya di sini selain membatu orang tua memanen tanaman cabai juga memperbaiki tanaman-tanaman yang rusak atau miring. Terkadang memilah tanaman yang sekiranya busuk dibuang agar tidak membuat tanaman cabai lain ikut busuk,” tutur Zaenal yang kerap membantu orang tuanya di sawah.
Tanaman cabai yang sudah dipanen biasanya kemudian dijual kepada distributor sayuran di Dusun Simpir Jurang. Harga dari hasil panen pun mengikuti harga pasaran. Terkadang harga jual naik drastis dan kadang pula harga jualnya sangat murah.
