Zaki Ubaidillah Tersingkir di 8 Besar Korea Master

jnsa7gp0osw3k4e

MERCUSUAR, JAKARTA- Tunggal putra muda Indonesia, Moh Zaki Ubaidillah, gagal melangkah ke babak semifinal Korea Masters 2025 setelah takluk dari wakil Jepang, Shogo Ogawa, dalam pertarungan ketat di babak delapan besar. Bertanding di Wonkwang University Cultural and Sports Center Iksan, Korea Selatan,Ubed harus mengakui keunggulan Ogawa dua gim langsung dengan skor tipis 19-21 dan 18-21.

Kekalahan ini sekaligus mengakhiri perjuangan Indonesia di sektor tunggal putra pada turnamen ini.

Secara peringkat, Moh Zaki Ubaidillah (rank 59 dunia) di atas kertas lebih diunggulkan dari Ogawa (rank 114). Ubed, yang baru berumur 18 tahun, menampilkan variasi pukulan dan pergerakan dinamis yang sempat membuat Ogawa kewalahan. Remaja jebolan PB Djarum itu bahkan berhasil unggul telak 19-16 di gim pertama.

Sayangnya, keunggulan tersebut gagal dimanfaatkan. Serangkaian eror sendiri, termasuk antisipasi yang terlambat dan penempatan yang tidak akurat, merugikan Ubed di poin-poin krusial. Ogawa, anggota Pelatnas Asosiasi Bulu Tangkis Jepang (BAJ), memanfaatkan kelengahan ini untuk membalikkan keadaan menjadi 21-19.

Memasuki gim kedua, Ogawa membawa momentum dan sempat unggul 5-2. Ubed memberikan perlawanan keras, berbalik unggul 9-7, dan terus mengejar dari 13-16 hingga menyamakan skor di 15-16. Namun, Ogawa kembali menemukan ritmenya dan memutus kebangkitan Ubed, membawanya ke posisi match point 20-16.

Perjuangan terakhir Ubed hanya menghasilkan dua poin sebelum return serve tipis Ogawa ke dekat net tak mampu dibalas, mengakhiri laga dengan skor 21-18.

“Mohon maaf, saya gagal mempersembahkan medali untuk Indonesia dalam kejuaraan Korea Masters 2025,” terang Ubed dengan nada kecewa, Minggu (9/11/2025).

Sementara itu orang tua Ubed, Bambang Suhariyadi saat dihubungi RRI Sumenep, mengapresiasi semangat Ubed tetapi mengakui ada pekerjaan rumah besar.

“Secara teknis, Ubed tidak kalah. Dia berhasil membuat pemain rangking di bawahnya yang lebih tua kesulitan. Namun, ini adalah masalah mental dan manajemen poin. Di turnamen besar, yang membedakan pemain top adalah kemampuan untuk tetap tenang dan minim kesalahan saat tertekan di poin-poin akhir. Ini akan menjadi evaluasi penting bagi Ubed,” kata Bambang.

Pos terkait