Mercusuar.co, WONOSOBO – Warga desa di lereng gunung Sindoro, tepatnya desa Pagerejo mengusulkan penggantian nama untuk jalan Koridor Candiyasan-Keseneng sepanjang 4-5km menjadi Jalan Raden Mas Sundoro, Senin (21/4/2025).
Hal itu disampaikan Sekretaris desa Pagerejo Tuwat Muh. Handoyo yang belum lama ini mengikuti pertemuan bersama perwakilan 8 desa lain yang juga dilewati jalan yang masih berusia sekitar dua tahun itu.
Tuwat menyebut dalam agenda diskusi yang diisi Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo One Andang Wardoyo bersama keluarga alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) juga mengenai pengembangan kawasan lereng Sindoro Candiyasan-Keseneng, Kamis 17 April 2025.
Ditekankan Sekda pada pertemuan itu, bahwa wilayah di lereng Gunung Sindoro itu telah dikenal memiliki keindahan alam yang menakjubkan hingga telah ditetapkan Pemkab Wonosobo masuk lima Dieng baru. Sehingga perlu adanya sinergitas antar berbagai pihak untuk mengembangkan potensi di kawasan ini.
“Warga Pagerejo sendiri sudah sejak setahun lalu mengusulkan untuk penamaan jalan Koridor Candiyasan-Keseneng itu menjadi Jalan R.M. Sundoro. Sesuai dengan nama kecil atau nama lahir dari Sultan Hamengku Buwono II yang lahir di desa Pagerejo ini,” kata Tuwat ketika ditemui 19 April 2025.
Pada 2024 lalu, dalam rangkaian proses pendaftaran Sultan Hamengkubuwono II sebagai Pahlawan Nasional, disebut Tuwat sudah ditancapkan plang nama untuk mengusulkan nama jalan tersebut.
Selama ini warga Pagerejo masih menjaga tradisi kuno berupa Tenongan di makam Sikramat Pagerotan setiap 70 hari sekali dan ritual itu telah dilestarikan sejak era HB II masih berada di Desa itu.
“Menurut keterangan dari keluarga Trah HB II, dulunya Raden Mas Sundoro tinggal di sini sampai usia sekitar 12-14 tahun di masa peperangan. Sehingga harapan dari warga kami, kesejarahan itu diabadikan dengan nama jalan baru yang kini jadi atraksi wisata,” kata Tuwat.
Sementara itu, Kepala Desa Pagerejo Nurwadi di kesempatan lain menyebut bahw, pemberian nama jalan R.M. Sundoro selain dilatarbelakangi menjadi tempat lahirnya Sultan Hamengkubuwono II juga menjadi Jalur Wisata.
“Sehingga desa pagerejo khususnya dan desa sekitarnya menerima pemanfaatannya,” kata Nurwadi.
Sebelumnya, di 2024, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo Agus Wibowo pernah menyebut bahwa penamaan jalan menjadi jalan RM Sundoro dinilai sesuai dengan kearifan lokal, dimana lokasi tersebut ada sejarah yang menguatkan. Terlebih lagi, jalan baru itu merupakan jalan kabupaten yang memiliki kondisi aspal bagus, dan menghubungkan jalan utama Wonosobo-Semarang ke jalan lingkar utara (arah Dieng).
Terkait prosedur penggantian nama itu, Kepala Dinas PUPR Nurudin Ardiyanto,ditemui terpisah menyebut bahwa pengusulan nama jalan baru bisa diawali dengan bersurat ke Bupati Wonosobo dan diproses dengan pencabutan nama lama.
“Karena nama yang sekarang sudah di-Perdakan (Koridor Candiyasan-Keseneng), maka pengusulan nama baru harus diawali dengan pencabutan Perda yang lama lalu diusulkan nama baru,” pungkas Nurudin.(Gen)