MERCUSUAR.CO, Wonosobo - Sejumlah 128 atlet mengikuti Turnamen Tenis Meja dalam rangka peringatan HUT Paroki Santo Paulus ke 90 tahun. Selain berkompetisi, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi sekaligus wujud toleransi umat beragama.
Paroki Santo Paulus merayakan hut ke 90 dengan berbagai kegiatan menarik, di antaranya Turnamen Tenis Meja yang digelar di Aula Gereja Santo Paulus, Minggu (5/6). Menariknya, ajang ini menunjukkan adanya semangat keberagaman umat beragama, terbukti banyak peserta lintas agama yang mengikuti pertandingan.
Ketua Panitia C Agam Iskandar menjelaskan, para peserta berasal dari atlet tenis meja dari seluruh penjuru Wonosobo. Mereka terlihat sangat antusias selama pertandingan. Apalagi saat menyaksikan pertandingan eksibisi antara Koordinator Komunitas Gusdurian Haqi El Ansary dengan Romo Paroki Mateus Widyo Lestari yang berakhir dengan skor 3-0.
"Para peserta mengikuti kejuaraan ini dari pukul 09.00-21.00. Adapun pemenangnya, Juara 1 Nafis dari PTM Bhayangkara, Juara 2 Untung Subagyo dari PTM Bhineka dan Juara 3 Bersama Himawan serta Malik dari PTM Wilayah. Penyerahan hadiah akan dilaksanakan pada puncak acara Agustus mendatang," tutur Agam.
Ditemui secara terpisah, Koordinator Gusdurian Haqqi El-Anshari mengatakan pertandingan kali ini berbeda dari biasanya. Sebab kali ini dilaksanakan di gereja, yang notabene adalah rumah ibadah umat nasrani. Lebih dari itu, lanjut Haqy, kompetisi ini juga memberi makna mendalam terutama dalam hal kerukunan umat beragama.
"Saya rasa ajang ini penting untuk saling mengenal dan unjuk prestasi, dapat juga mempopulerkan tenis meja. Intinya tenis meja ini bisa mempertemukan kami yang beda keyakinan. Ada yang lebih penting dari politik, yakni tenis meja," tutur Haqy kepada Suara Merdeka, Senin (6/6).
Sementara itu Romo Paroki Santo Paulus Mateus Widyo Lestari memaparkan, maksud dari turnamen tenis meja adalah menjadi ajang silaturahmi dengan para penggemar pingpong di Wonosobo. Lebih dari itu, dia berharap bisa menjalin persahabatan antar pemeluk agama. "Kami adakan di kompleks gereja agar teman-teman pecinta tenis meja bisa merayakan kebersamaan dalam keberagaman," tutur Romo Paroki Santo Paulus.