Tertunda 2 Tahun, Ahirnya Jamaah Haji Bisa Bertolah ke Tanah Suci

27ehaji wsb ang scaled
MERCUSUAR.CO , Wonosobo - Sempat tertunda dua tahun karena pandemi, akhirnya jamaah haji dari Wonosobo akan bertolak ke Tanah Suci untuk melaksanakan rukun islam kelima. 349 jamaah haji asal Kabupaten Wonosobo akan di berangkatakan pada kloter 38 dan 39 pada akhir Juni mendatang. Calon jamaah haji diimbau untuk menjaga kesehatan sekaligus prokes sebelum keberangkatan. 

Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh Kemenag Wonosobo Dwi Subrata menjelaskan dua kloter yakni 38 dan 39 akan berangkat pada 29 Juni mendatang dengan jam yang berbeda, yakni 08.00 dan 11.00. Mereka terlebih dahulu singgah di Asrama Haji Donohudan Boyolali sebelum terbang ke Arab Saudi pada 30 Juni.

"Untuk kloter 38 akan bergabung dengan calhaj dari Purworejo dan 39 bergabung dengan Temanggung. Baik keberangkatan maupun saat pulang melalui Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo. Mereka akan kembali ke Tanah Air pada 11 Agustus," papar Dwi yang ditemui di Kantor Kemenag Wonosobo, Jumat (27/5). 

Menurut Dwi, calon jamaah yang akan berangkat tahun ini merupakan mereka yang seharusnya telah melaksanakan haji pada 2020 dan melakukan pendaftaran pada 2011 serta 2012. Namun tidak semua jamaah berangkat tahun ini, karena beberapa hal terkait pengurangan kuota, pelunasan, batas umur yang di atas 65 tahun serta faktor lainnya. "Jika kondisi sudah normal, akan kami berangkatkan tahun depan," tukas Dwi kepada Suara Merdeka.

Terkait persiapan, lanjut Dwi, calhaj dari Wonosobo melaksanakan enam kali manasik haji. Empat kali pada tingkat kecamatan dan dua kali di kabupaten. Manasik terakhir akan dilaksanakan pada Sabtu (28/5) sekaligus pelepasan.

Persiapan Fisik dan Prokes

Satu hal yang dia tekankan untuk persiapan keberangkatan, yakni agar memperhatikan kondisi fisik dan selalu menerapkan protokol kesehatan. Sebab nanti mereka akan menunjukkan hasil tes PCR yang berlaku 72 jam, di mana akan dilakukan pengecekan maksimal H-1 keberangkatan.

Meskipun telah ada pelonggaran aktivitias masyarakat, namun Dwi menegaskan bahwa covid 19 masih ada. Jamaah pun diimbau selalu waspada, karena risiko terburuknya adalah batal naik haji bila hasil tes PCR positif.

"Setelah aktivitas manasik selesai biasanya mereka akan mendapat kunjungan dari kerabat, prokes harus dijaga. Ini masih ada waktu satu bulan saya ingatkan betul jangan sampai persiapan yang telah matang lalu malah batal. Semoga semuanya lancar dan hasil tesnya negatif," pungkas Dwi Subrata. 

Pos terkait