SMKN 1 Ambal Gandeng Nasmoco Hilangkan Gap Industri dan Pendidikan

Nasmoco
mercusuar/ - MEKANIK NASMOCO: Kepala SMKN 1 Ambal Budiyanto bersama Kepala Bengkel Nasmoco Magelang, Subhan Firdaus saat mengamati mekanik saat bekerja dalam program Nasmoco Go To School di Bengkel Praktik SMKN 1 Ambal Kebumen.

KEBUMEN, mercusuar.co – SMK Negeri 1 Ambal, Kebumen terus berupaya agar tidak ada ketimpangan antara dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Untuk itulah SMK yang berada di Jalan Daendels Ambal itu menggandeng dunia industri agar gap antara sekolah dan industri tidak terlalu jauh.

Salah satunya Program Keahlian Otomotif SMK N 1 Ambal bekerjasama dengan Toyota Nasmoco Magelang melalui program Nasmoco Go To School. Program yang berlangsung dua hari itu diberikan layanan servis kepada masyarakat di Bengkel Praktik SMKN 1 Ambal.

Dalam program yang dimonitor langsung oleh Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Magelang, Subhan Firdaus, diberikan pelayanan paket servis mobil dengan harga murah. Setidaknya 30 mobil yang memanfaatkan servis yang ditangani oleh para mekanik Nasmoco Magelang itu.

Kepala SMKN 1 Ambal Budiyanto SPd MEng menjelaskan, melalui program itu para guru dan siswa bisa melihat langsung para mekanik Nasmoco bekerja dengan SOP yang benar, bagaimana cara mengerjakan servis dan penerapan peralatan yang benar.

Selain itu para guru dan siswa juga bisa mendapat bimbingan dan arahan langsung dari para mekanik Nasmoco bagaimana cara kerja bengkel standar Nasmoco yang sesuai dengan dunia usaha dan industri.

Budiyanto menambahkan, kegiatan yang digelar untuk ketiga kalinya ini bertujuan untuk menghilangkan gap antara dunia industri dan pendidikan. Pihaknya harus meningkatkan kemampuan guru dan siswa agar standar dengan kemampuan yang dibutuhkan oleh dunia industri. “Sehingga para siswa siap dalam memasuki dunia industri baik kemampuan maupun sikap,” ujarnya kepada Suara Merdeka di sela-sela acara.

Melalui kegiatan ini sekaligus untuk mengetahui kesenjangan peralatan di sekolah dengan peralatan di dunia industri. Seperti apa peralatan di dunia industri yang tidak ada di sekolah. Dengan itu, sekolah bisa menganggarkan agar para guru dan siswa bisa menggunakan sesuai dengan SOP yang diharapkan.

“Secara kualitas alat, sepertinya kami tidak jauh. Namun secara kuantitas harus mengejar untuk mencapai standar pelayanan maksimal. Misalnya untuk satu engine stand secara umum digunakan untuk enam siswa, kami ingin hanya untuk dua siswa,” ujarnya seraya menyebutkan pihaknya belum memiliki alat spooring model komputerisasi seperti yang digunakan Nasmoco.

Tularkan Ilmu

Selain meningkatkan kualitas dan kuantitas sarpras, pihaknya juga menuntut guru untuk meningkatkan standar baik kemampuan dan keterampilan. Dengan cara training baik mengundang pemateri dari dunia industri maupun berkunjung ke pusat-pusat training.

“Jika sarpras dan guru memenuhi syarat, transfer ilmu dan sikap kepada ke siswa diharapkan juga akan berjalan dengan baik,” ujar lulusan pascasarjana UGM itu berharap dengan adanya bengkel yang sudah standar bengkel Nasmoco dapat meningkatkan pelayanan pendidikan pembelajaran para siswa dan meningkatkan mutu pendidikan.

Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Magelang, Subhan Firdaus menyebutkan, Nasmoco Go To School merupakan prgram link and match antara Nasmoco, khususnya Toyota dengan dunia pendidikan. Dalam program tersebut pihaknya ingin berbagi dan menularkan ilmu pengetahuan bidang otomotif kepada para siswa SMK seperti cara dan sikap kerja yang benar.

“Harapannya dengan program Nasmoco Go To School ini nantinya para siswa tidak kaget menghadapi dunia industri yang teknologinya berkembang begitu pesat. Selain itu agar dunia pendidikan tidak jauh tertinggal dari dunia industri,” ujarnya.
Dipilihnya SMK Negeri 1 Ambal sebagai sasaran Nasmoco Go To Shool, selain sudah lama menjalin kerjasama juga fasilitas gedungnya sudah standar bengkel Nasmoco. Selain SMK N 1 Ambal, untuk Kabupaten Kebumen yang telah bekerjasama adalah SMK Puring.

“Kami berharap dengan kegiatan tersebut, dunia pendidikan tidak jauh tertinggal dengan dunia industri. Siswa SMK tidak kaget saat terjun ke dunia kerja, serta tingkat kepercayaan maupun minat masyarakat terhadap kompetensi keahlian di SMKN 1 Ambal akan lebih meningkat,” katanya.

Pos terkait