SEMARANG[Mercusuar] – Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jateng resmi akan digelar di Pati Raya pada 9-16 September 2023. Untuk pertama kalinya, pesta olahraga akbar empat tahunan Provinsi Jawa Tengah itu dihelat di luar Kota Semarang. Untuk tahun depan, Pati Raya yang meliputi Kabupaten Pati, Kudus, Grobogan, Rembang, Jepara dan Blora mendapat kepercayaan untuk menjadi tuan rumah Porprov Jateng 2023.
Gelaran Porprov 2023 itu memang sudah lama dinanti-nantikan insan olahraga Jateng, mengingatkan even itu mempertandingan puluhan cabang olahraga (cabor) yang digandrungi masyarakat. Apalagi, penyelenggaraan Porprov Jateng sempat mengalami penundaan, akibat adanya pandemi Covid-19. Sesuai jadwal, seharusnya Porprov Jateng digelar pada tahun 2022 ini.
Bagi pemangku wilayah (wali kota atau bupati) dan pembina olahraga, Proprov bukan sekadar mempertandingkan olahraga atau menunjukkan prestasi atlet binaannya saja. Namun, Porprov menjadi ajang untuk menunjukkan prestise daerah, khususnya dalam pembinaan olahraga di wilayahnya.
Sekretaris Komisi E DPRD Jateng Hj Sri Ruwiyati SE MM mendukung penuh penyelenggaraan Porprov 2023 yang mengambil tempat di Pati Raya. Dia menilai penyelenggaraan Porprov memiliki sejumlah manfaat bagi Pemerintah Provinsi Jateng. Selain menjadi ajang pertandingan multi olahraga bagi atlet-atlet provinsi ini, Porprov juga menjadi sarana silaturrahmi dan persahabatan bagi para pemangku wilayah, pembina olahraga dan atlet peserta Porprov itu sendiri.
Komisi E yang menjadi tempat Sri Ruwiyati menyuarakan aspirasi masyarakat yang diwakilinya, bertekad untuk memajukan prestasi olahraga di Jateng. Untuk memacu dan meningkatkan prestasi olahraga dibutuhkan wadah atau sarana yang tepat, di antaranya Porprov 2023.
“Sudah tepat Pemprov untuk menggelar Porprov 2023. Turnamen, kejuaraan, bahkan Porprov 2023 itu sendiri merupakan ajang yang ditunggu dan dinanti-nantikan semua atlet Jateng. Mereka butuh tempat untuk mengukur prestasi olahraga yang ditekuninya selama ini. Even sekelas Porprov ini merupakan wadah yang tepat untuk mengukur dan menunjukkan prestasi di bidang olahraga,” kata Sri Ruwiyati, di Semarang, Senin (14/11).
Politikus asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengakui, penundaan penyelenggaraan Porprov dari jadwal semula akibat pandemi dan Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), membuat semua kegiatan olahraga yang melibatkan massa terpaksa ditiadakan. Akibatnya, program latihan yang telah disusun pembina olahraga tidak bisa dilaksanakan dan atlet harus berlatih secara mandiri.
Terlepas dari itu semua, anggota legislatif asal daerah pemilihan Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Purbalinga ini meminta para atlet Jateng tetap menggelorakan semangatnya untuk terus berlatih agar bisa menunjukkan prestasi terbaik.
“Tunjukkan prestasimu di ajang Porprov 2023. Raihan medali, baik emas, perak maupun perunggu, akan menjadi tolak ukur atau barometer atas usahamu selama ini. Sumbangan medali, tidak hanya membanggakan atlet, tapi juga menjunjung dan mengharumkan nama daerah,” paparnya.
Dari informasi yang diterima Komisi E DPRD Jateng, menurut Sri Ruwiyati, Porprov 2023 yang diikuti 35 kabupaten/kota akan mempertandingkan 57 cabang olahraga (cabor) dengan 70 disiplin dan 872 nomor pertandingan.
“Pembukaan Porprov 2023 dijadwalkan digelar di Stadion Joyokusumo, Pati. Sedang penutupannya direncanakan di Stadion Wergu Wetan, Kudus,” jelasnya.
Sri Ruwiyati mengapresiasi KONI-KONI di Pati Raya yang bersemangat untuk menjadi tuan rumah Porprov 2023. Demikian pula dengan kebijakan pemangku wilayah di enam kabupaten Pati Raya mendukung penuh atas penyelenggaraan Porprov di wilayah.
Dukungan moril dan material berupa pengucuran dana APBD II itu tentu menjadi cempati bagi pengurus KONI se-Pati Raya untuk menjadi tuan rumah yang baik dengan menyukseskan olahraga akbar empat tahunan di tingkat Jateng tersebut.
Sri Ruwiyati menyebut dari 57 cabor yang dipertandingkan, Kabupaten Pati sudah menyatakan kesiapan untuk menggelar 12 cabor Porprov 2023. Untuk menggelar 12 cabor itu, KONI Pati akan mendapat suntikan dana dari Pemkab Pati sebesar Rp 11 miliar.
Sedangkan Kabupaten Blora mendapat jatah untuk menggelar 10 cabang olahraga dan satu disiplin dengan menyiapkan anggaran sebesar Rp 12,5 miliar.
“Untuk Kabupaten Kudus kebagian 9 cabor, Grobogan 7 cabir, Jepara 10 cabor dan dan Rembang 4 cabor,” papar Sri Ruwiyati.
Penjaringan Bibit Potensial
Dalam penyelenggaraan Porprov 2023 mendatang, Sri Ruwiyati mengingatkan hal terpenting yang harus dijadikan pedoman dalam pagelaran even multi olahraga itu adalah pencarian bibit potensial.
Diakui Sri Ruwiyati, perolehan medali dalam suatu kejuaraan memang menjadi barometer untuk mengukur pencapaian atlet yang bersangkutan. Terlepas dari itu, ia menilai pencarian bibit-bibit atlet berkualitas jangan ditinggalkan oleh pembina olahraga, baik KONI kabupaten/kota maupun KONI Jateng selaku penyelenggara Porprov.
“Maksimalkan Porprov untuk menjaring bibit-bibit atlet potensial Jateng. Jangan cuma memburu perolehan medali, tapi melupakan unsur yang terpenting, yakni pembinaan atlet-atlet muda potensial. Jika bibit-bibit potensial sudah terpantau, walaupun tidak meraih medali, segera tarik dan dibina agar prestasi semakin meroket,” katanya.
Sri Ruwiyati meminta, agar KONI menyiapkan tim pemandu bakat pada gelaran Porprov mendatang. Tim pemandu harus bekerja independen, jujur dan memiliki ‘radar’ yang tinggi untuk menilai dan mengukur kemampuan atlet muda yang dipersiapkan menjadi penghuni pelatihan daerah (Pelatda) di masing-masing daerah.
Melalui gemblengan yang terarah dan terpadu di Pelatda, ia menyakini bibit potensial yang terpantau prestasinya di ajang Porprov Jateng 2023 nantinya mampu memberikan sumbangsih yang besar dalam mendulang medali untuk kontingan Jateng di Pekan Olahraga Nasional (PON) mendatang.
Ia menilai prestasi atlet daerah kini semakin meningkat. Jika dahulu sebagian besar kekuatan olahraga hanya bertumpu pada atlet Kota Semarang, kini peta kekuatan olahraga Jateng mulai bergeser. Sebagian cabor yang dahulu dikuasai tim Ibu Kota Provinsi Jateng, kini mulai dikikis oleh daerah-daerah lain.
“Kekuatan cabor yang dipertandingkan di Porprov saat ini mulai merata. Daerah di luar Kota Semarang yang dulu tidak mampu meraih medali, kini mulai bisa menunjukkan taringnya dengan mencuri medali di cabor tertentu,” ujar Sri Ruwiyati.
Ia menilai munculnya atlet muka-muka baru dalam dunia olahraga Jateng menunjukkan bahwa pembinaan olahraga di provinsi ini sudah cukup baik dan merata. Munculnya klub-klub olahraga yang digalang perusahaan plat merah (BUMD)maupun swasta juga dinilainya sebagai cempeti untuk menelorkan bibit-bibit muda potensial yang bisa menjadi andalan Jateng di PON mendatang.
“Selaku Sekretaris Komise E yang membidangi olahraga, saya berharap instansi swasta ikut cawe-cawe dalam membantu pembinaan olahraga di daerahnya masing-masing,” katanya.
Sri Ruwiyati mengajak perusahaan swasta agar bisa menyalurkan tanggung jawab sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk membantu pembentukan dan pengembangan olahraga daerah.
Ia juga menyatakan terima kasih kepada perusahaan-perusahaan swasta yang selama ini telah membantu pengembangan olahraga di Jateng melalui CSR-nya, sehingga atlet binaannya bisa menjadi tulang punggung Jateng dalam salah satu cabor tersebut.
Menurut Sri Ruwiyati, peningkatan prestasi olahraga di Jateng tidak bisa sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Namun, semua elemen masyarakat Jateng memikul tanggung jawab bersama untuk menumbuhkembangkan dunia olahraga di provinsi ini. (Adv/Anf)