MERCUSUAR.CO, Solo – Kebudayaan Nusantara erat hubungannya dengan air. Air dianggap sebagai sumber kehidupan. baik lahir maupun batin. Tak sedikit sumber air yang disakralkan karena dianggap memiliki tuah. Salah satunya, Sendang Guritno di Dusun Kajoran, Desa Jatisobo, Kecamatan Polokarto.
Lokasi setempat kerap didatangi warga hingga pejabat untuk mendapatkan wangsit. Sendang Guritno berada di tepi Kali Samin. Sungai yang juga dianggap keramat oleh warga sekitar dan berhulu di Gunung Lawu.
kondisi Sendang Guritno masih alami, dengan pohon besar di sampingnya, sangat khas sebagai tempat-tempat untuk sesirih.
“Ramainya setiap malam Jumat. Yang datang hingga luar Polokarto,” kata Arif warga setempat.
Bukan hanya warga biasa, Arif pernah mengantar pejabat untuk bersemedi di Sendang Guritno. “Biasanya yang ke sini meminta wangsit, sesirih untuk jabatan. Saya pernah mengantar pejabat, tapi nggak perlu saya sebut namanya ya,” ujarnya.
Sendang Guritno cukup lama dijadikan jujukan tempat ritual bagi mereka yang ingin naik pangkat. Meski di musim kemarau seperti saat ini, mata air sendang tidak pernah kering.
“Terkadang, ada naga yang dinamakan Baru Klinting menampakkan diri. Tapi jarang sekali,” terang Arif.
Suasana di Sendang Guritno begitu sejuka meski matahari sedang berada di atas ubun-ubun. Ranting dan dahan pohon berukuran besar seakan menjadi payung peneduh.
Tak jauh dari Sendang Guritno, ada tempuran, yakni pertemuan dua aliran sungai.
“Di aliran Kali Samin, di atas Sendang Guritno ada tempuran. Tempuran itu biasanya digunakan untuk melarung pusaka dan pesugihan,” pungkasnya.