Puluhan Orang di Wonogiri Jadi Korban Arisan Online, Kerugian Hingga Puluhan Juta Rupiah

images

MERCUSUAR.CO, Wonogiri – Kasus penipuan arisan online terjadi di Wonogiri. Puluhan orang yang menjadi korban arisan online tengah mencari keberadaan admin atau pelaku yang kabur dari rumahnya, para korban mengaku rungi mencapai ratusan juta rupiah.

Berdasarkan informasi dari para korban, admin arisan online atau pelaku merupakan warga Kecamatan Girimarto, Wonogiri, yang berinsial PPA (23). Diketahui, pada September 2021 lalu, PPA juga pernah tersandung kasus arisan online. Berdasarkan keterangan salah satu korban arisan online asal Wonogiri, WN (23), PPA membuka arisan online dan lelang pada akhir 2021.

“Kalau kasus yang pertama itu (September 2021) memang PPA itu sama-sama korban juga dari penipuan arisan online. Kemudian akhir tahun 2021 ia membuka arisan online sendiri,” katanya Rabu (12/1/2022).

Sistem yang digunakan adalah pelaku menawari korban jika ada salah satu member arisan yang ingin mencairkan uang karena kebutuhan mendesak. WN mencotohkan, misalnya ada member yang jatah cair uangnya di bulan Januari 2022, namun pada Desember 2021 ingin mencairkan uangnya, Member itu bisa mencairkan dengan syarat uang yang diterima tidak utuh. Misalnya jika harusnya mendapat Rp10 juta hanya bisa menerima Rp8 juta.

“Seperti itu ditawarkan ke kami. Saya nalangi dulu Rp8 juta, nanti bulan depan saya dapat Rp10 juta.Ya istilahnya lelang, kan sudah untung juga,” ungkapnya.

Namun karena penawaran semakin banyak, dia mengambilnya, disitulah kejanggalan mulai terjadi. Dan pelaku malah kabur. Dari leleang arisan itu, WN mengalami kerugian hingga Rp47 juta. Dalam group arisan online itu ada 65 anggota yang jika digabung total kerugiannya antara Rp500 juta hingga Rp1 Miliar.

WN mengatakan, pada 24 Desember 2021, ia bersama member arisan online mendatangi rumah PPA untuk meminta kejelasan. Namun PPA belum bisa membayar uang lelang arisan online dan mengaku akan dirembuk dengan keluarganya.

“Sejak ketahuan menipu kan banya orang ke sana. Tapi sekarang ia bersama suami dan dua anaknya justru kabur dari rumah. Yang di rumah tinggal ibu dan mbahnya. Katanya pergi ke Ciamis Jawa Barat,” kata WN.

Menurut WN, pihaknya dan korban lain berencana melaporkan kejadian ini ke polisi. Sebab tidak ada iktikad baik. Saat ditemui di rumahnya berencana menyelesaikan masalah. Namun saat ini justru kabur dari rumah dan sulit dihubungi.

Korban lain yakni, SN, 25, warga Wonogiri. Ia menjadi korban arisan online model turunan yang diadakan PPA. Belum ada satu bulan bergabung, ia sudah mengalami kerugian Rp5 juta. Ia mengaku sudah dua kali dapat, namun selanjutnya belum. Padahal seharusnya sudah cair.

“Ngadain arisannya banyak gak cuma satu. Jadi yang ikut juga banyak. Cairnya setiap dua hari sekali. Misalnya yang arisan dapat Rp300.000, iurannya Rp25.000. Tapi ada juga yang arisan dapat hingga Rp2 juta – Rp3 juta,” kata SN. ( fen )

Pos terkait