BOYOLALI, Mercusuar.co – keterbatasan fisik bukan menjadi penghalang bagi 26 disabilitas di sekolah Tani Pandawa Patra di dukuh kepong desa kepongsong kecamatan Tamansari Boyolali Jawa Tengah yang berhasil membuktikan keterbatasan fisiknya untuk menjadi petani mandiri dan menjadi inspirasi banyak warga, Selasa(02/09/25).
Dalam kesempatan tersebut Haryono selaku pemilik Pandawa Patra menjelaskan, bawa Pandawa Patra ini didirikan pada tahun 2022 yang awalnya dari keprihatinan warga dan tetangga yang kondisinya termarjinalkab karena disabilitas sehingga akses untuk mendapatkan kehidupan layak juga dibatasi.
Awalnya Pandawa Patra menggagas ide untuk mencetak para disabilitas untuk bertani secara mandiri dengan menerapkan sistem integrated farming mulai dari dilatih untuk bertani beternak hingga mengolah limbah menjadi energi gas dalam satu sistem kawasan terpadu atau integrated farming.
“para disabilitas tersebut di Pandawa Patra dititik dan dilatih untuk menjadi petani mandiri mulai dari bertani beternak dan menanam sayuran secara hidroponik selain itu juga mengolah kotoran menjadi pupuk organik,” ungkapnya.
Beragam tanaman sayuran dan buah-buahan dapat ditemukan di Pandawa Patra mulai dari selada hidroponik, sayuran sawit serta beberapa buah alpukat dan juga mengembangkan peternakan seperti ayam bebek dan budidaya lebah dalam skala yang kecil.
Sementara itu salah satu Disabilitas Suwardi menjelaskan, pada awalnya kita hanya mengumpulkan teman-teman disabilitas yang ada di taman Sari dan hari ini terkumpul 26 anggota, rata-rata mereka dengan keterbatasan turunan rumah tak sedan tuna wicara yang diperlukan perlakuan khusus untuk membimbing mereka menjadi petani mandiri.
“Di Pandawa Patra ini barat temen-temen disabilitas belajar bareng cara mengolah dan beternak bersama-sama belajar di sini untuk dipraktekkan di rumah nya masing-masing dengan lahan yang sempit yang pastinya bisa menghasilkan untuk memenuhi kebutuhan tiap harinya,” ungkapnya.
Ada di rumah juga menanam beberapa sayuran, cabe terong ,sawi untuk membantu kebutuhan dapur, pada awalnya dulu warga menjemur dan mengesampingkan disabilitas untuk bertani akan tetapi sekarang semua kondisi berubah justru warga belajar dari disabilitas untuk bertani dan beternak dengan lahan yang sempit.( Dn)